Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penanganan Corona

Elan Santri Melawan Kelembaman Pandemi

Tidak cukup sampai di situ, di posko santri akan menjalani pengecekan suhu ulang untuk kepentingan pendataan

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Mamdukh Adi Priyanto
Petugas menyemprot desinfektan barang bawaan santri yang baru tiba di pesantren. 

Namun menurutnya, ada sejumlah kendala yang dihadapinya dan beberapa santri sewaktu ngaji online tersebut. Karena menggunakan teknologi, hambatan yang ditemukan sama dengan pembelajaran jarak jauh siswa- siswi yang belajar di lembaga pendidikan formal umum. Antara lain susah sinyal, kuota, dan tidak memiliki perangkat seperti ponsel pintar.

Pengakuannya lebih asyik ngaji secara langsung ketimbang melalui tatap maya. Kala itu, dia tidak tahu sampai kapan akan berakhir. Ia tak mau masa depannya temaram karena hanya covid. Rasa- rasanya doanya didengar Yang Maha Esa.

Pengasuh memutuskan untuk memberangkatkan santri ke pondok pesantren pada Juli setelah mendapatkan restu dari Pemerintah Kabupaten Pati. Segala hal terkait sarana dan prasarana serta aturan protokol kesehatan dibikin.

"Rasanya senang dikabari untuk pulang ke pondok kembali. Semangat," katanya.

Ia mendapatkan giliran untuk balik lagi ke pondok karena rumah tempat tinggalnya zona hijau. Pemulangan santri ke pondok dilakukan secara bertahap, santri yang mendapatkan giliran awal bertempat tinggal di zona yang bukan merah penularan kasus corona.

Selain itu, para santri yang hendak kembali ke pondok harus mengecek kesehatan terlebih dahulu di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) daerahnya masing- masing.

Dengan semangat senyala api Kadafia diantar sang kakak dari rumah menggunakan kendaraan pribadi, dia pun kaget sesampai di titik kedatangan santri yang dijadikan satu di kompleks pondok pesantren.

"Kendaraan pengantar atau wali santri semuanya masuk di gerbang barat. Kemudian petugas menanyakan surat kesehatan," ucapnya.

Selain menunjukan surat kesehatan, suhu tubuh santri akan diukur petugas yang sudah memakai alat pelindung diri semisal baju coverall atau hazmat, masker, face shield, sarung tangan dan sebagainya.

Suhu santri tidak boleh lebih tinggi dari 37,5 derajat celcius. Jika lebih dari itu, santri diminta menunggu sementara waktu untuk memastikan apakah suhu tubuh santri turun atau tidak.

Pasalnya, suhu tinggi tubuh santri bisa diakibatkan dari panas sinar matahari saat santri melakukan perjalanan dari rumah ke pondok pesantren.

Kemudian, para santri akan menurunkan atau mengeluarkan barang- barang yang dibawa. Barang bawaan akan disemprot petugas menggunakan cairan disinfektan.

Petugas menyemprot desinfektan barang bawaan santri yang baru tiba di pesantren.
Petugas menyemprot desinfektan barang bawaan santri yang baru tiba di pesantren. (TribunJateng.com/Mamdukh Adi Priyanto)

Selain barang bawaan, santri juga diwajibkan masuk ke bilik disinfektan. Petugas akan mengawasi saat santri 'mandi' cairan desinfektan di bilik untuk memastikan seluruh tubuh santri tersemprot cairan antivirus ini.

Setelah itu, baru santri menuju ke posko santri masing- masing yang letaknya terpisah antara santri putra dan santri putri. Sebelum masuk posko, santri juga diwajibkan mencuci tangan terlebih dahulu di tempat cuci tangan yang sudah disediakan.

Tidak cukup sampai di situ, di posko santri akan menjalani pengecekan suhu ulang untuk kepentingan pendataan. Petugas juga akan melengkapi barang bawaan atau perlengkapan santri.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved