Berita Nasional
Fakta-Fakta Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Peringatan Hari Pahlawan
Berikut cerita-cerita yang belum banyak diketahui khalayak terkait perang beda kekuatan itu.
BrigJen Malaby memegang bendera putih dan Residen Sudirman duduk di muka mobil
Kedelapan, dalam sebuah orasinya, alih-alih mengutuk, Cak Mus justru memuji tentara NICA dan Sekutu.
Begini bunyi orasinya: “NICA, NICA, NICA, jangan mendarat. Inggris, kamu jangan mendarat.
Kalian tahu aturan Inggris, kalian pintar, sudah sekolah tinggi. Kalian tahu aturan, jangan mendarat!”
Kesembilan, untuk melawan tentara Sekutu, Bung Tomo dan pemuda lainnya aktif melobi Jepang untuk menyerahkan senjata.
Pada satu kesempatan, seorang bekas tentara Jepang ogah menyerahkan bayonetnya. Baginya yang seorang juru masak, bayonet itu sangat penting.
Bayonet itu biasa digunakannya untuk memasak. Tidak kehilangan akal, Bung Tomo menyuruh salah seorang pemuda untuk mencari sebilah pisau dan ditukarkan dengan bayonet itu.
Kesepuluh, saat pertempuran terjadi, banyak pemuda dari laskar-laskar yang ada di Surabaya belum tahu cara melempar granat.
Mereka tidak paham kalau sebelum dilempar, granat harus dicabut picunya terlebih dahulu.
Gambaran ini pernah disinggung sekilas oleh Imam Tantowi dalam filmnya Merdeka atau Mati: Soerabaia 45. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id.com dengan judul Hari Pahlawan: 10 Fakta Pertempuran Surabaya 10 November 1945 yang Belum Terceritakan
Baca juga: Siapa yang Tewaskan Jenderal Mallaby hingga Memicu Perang Surabaya?
Baca juga: Pertempuran 10 November 1945, Insiden Hotel Yamato Surabaya dan Pembunuhan Mallaby Jadi Pemicunya
Baca juga: Video Tabrak Lari Truk Vs Motor Pengendara Meninggal di Jalan Abdulrahman Saleh Semarang
Baca juga: Pendukung Rizieq Shihab Kumpul di Markas FPI, Akses Jalan Menuju Lokasi Ditutup