Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PSIS Semarang

Finansial Terdampak Penghentian Kompetisi, Bos PSIS Sebut Harusnya Ada Sinkronisasi 3 Pihak

Penundaan kompetisi Liga 1 2020 hingga harus berganti tahun cukup banyak berpengaruh pada finansial klub.

TRIBUN JATENG/FRANCISKUS ARIEL
Yoyok Sukawi saat menemui wartawan di Semarang, Rabu (11/11/2020) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penundaan kompetisi Liga 1 2020 hingga harus berganti tahun cukup banyak berpengaruh pada finansial klub.

Hal tersebut diakui CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi.

Pria berusia 42 tahun tersebut mengatakan sebagai pemilik saham, mau tidak mau harus terus melakukan setor modal untuk urusan pengeluaran klub yang tiap bulannya harus tercukupi.

Baca juga: Sebulan Lagi Menikah, Emy Ditemukan Tewas di Gunungpati Semarang, Begini Kondisi Tunangan

Baca juga: Berita Duka Romo Maryono SJ Meninggal Dunia

Baca juga: Kecelakaan Maut Pesepeda Semarang Terjatuh Meninggal Setelah Sepeda Standing Lewati Undakan

Baca juga: Mayat Emy Ditemukan di Pinggir Jalan di Gunungpati Semarang, Keluarga Temukan Banyak Kejanggalan

Di sisi lain, dana subsidi atau hak komersial yang harusnya cair tiap bulannya dari operator kompetisi, PT. Liga Indonesia Baru (LIB) belum juga diterima klub.

"Liga 1 sementara ini dihentikan sampai Februari.

Sementara dari saat ini pwngeluaran kita jalan terus sementara pemasukan tidak ada.

Sponsor, hak komersial itu tidak ada. PSIS ini keluar modal terus. Entah sampai kapan PSIS akan mampu," kata Yoyok, Kamis (12/11/2020).

Melihat situasi yang ada saat ini ia berharap segera ada kebijakan yang tepat dari PSSI.

Terlebih saat ini dikatakan klub saat ini sudah mengalami kerugian cukup besar.

Bahkan ia menyebut, dalam beberapa pertemuan secara informal dengan sejumlah pengurus klub, masalah finansial mayoritas melanda klub Liga 1 saat ini.

"Jadi kalau dari klub itu sama saja. Berhenti atau lanjut kompetisi saat ini tetap saja kita rugi," ungkapnya.

Oleh sebab itu, Yoyok mengatakan perlu sinkronisasi antara pihak PSSI, LIB, dan peserta klub Liga 1 membahas soal nasib klub.

"Kita sebetulnya maunya sinkron antara PSSI, LIB, dan klub.

Misalnya dihentikan tahun ini artinya kebijakan dari PSSI kompensasinya bagaimana.

LIB seperti apa jalan keluarnya.

Kalau sekarang kan tidak, sekarang liga dihentikan, kita masih harus tetap bayar gaji sementara LIB belum mengeluarkan hak komersial," ungkapnya.

"Kan tidak sinkron. Sementara PSSI tidak memberi kebijakan sponsor harus bagaimana, gaji harus bagaimana," imbuh ayah empat anak tersebut.

Harusnya, kata Yoyok, PSSI memberi kebijakan yang komplit.

"Contoh, hei kamu sponsor tetap wajib menyelesaikan kewajiban kepada klub, dilindungi seperti itu.

Lalu pemain, tetap digaji sekian persen tiap bulannya. Ada skema yang jelas. Supaya klub itu bisa tetap aman," katanya 

Menurutnya lagi, klub dihantui masalah serba sulit soal finansial. Klub sulit, pemain sulit.

Lalu bagaimana dengan situasi internal PSIS Semarang?.

"Kita minta kejelasan saja. Kalau PSIS untungnya kita sudah punya kesepakatan dengan pemain dan pelatih.

Artinya mereka juga memahami apa yang dialami klub saat ini," ucapnya. (arl)

Baca juga: Viral Foto KTP Pria di Denpasar Salah Jadi Wanita Cantik

Baca juga: Aurel JKT48 Laporkan Netizen yang Kirimi DM Foto Tak Senonoh di Instagram

Baca juga: Misteri Rokok Dji Sam Su di Dekat Mayat Emy, Kapolsek Gunungpati Beri Pernyataan

Baca juga: Song Hye Kyo Pertimbangkan Drakor Now We Are Breaking Up, Drama Terbaru Setelah Vakum 2 Tahun

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved