Berita Banyumas
Kisah Angkot Oranye Purwokerto, Merana Bersaing dengan Angkutan Online
Di tengah teriknya panas dia masih terdiam lesu menunggu penumpang di dekat Terminal Bus Bulupitu
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Berpuluh tahun Yanto (45) menjadi sopir angkot di kota Satria Purwokerto, Jawa Tengah.
Di tengah teriknya panas dia masih terdiam lesu menunggu penumpang di dekat Terminal Bus Bulupitu.
Dari sekian masa mungkin ini adalah titik terendah dimana kejayaan angkot oranye telah hilang.
Orang Purwokerto memang lebih mengenalnya sebagai angkot oranye karena identik sebagai angkutan khusus di perkotaan Purwokerto.
Di atas angkot oranye itu biasanya terpasang papan penunjuk trayek khusus menuju jalan-jalan di Purwokerto.
Dulu angkutan ini begitu ditunggu, tapi saat ini sudah tak lagi di rindu oleh para penumpangnya, karena tergantikan oleh angkutan online.
"Dulu kita sampai tolak penumpang karena penuh, sekarang boro-boro.
Saya berharap setiap hari ada saja yang masih ingin naik angkot," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (23/11/2020).
Bekerja sebagai sopir angkot adalah satu-satu harapannya menyambung hidup, serta memutar kembali roda angkutan.
Yanto mengaku satu demi satu pelanggan, semakin meninggalkannya karena lebih memilih kendaraan secara online.
"Sekarang bawa uang Rp 50 ribu juga sudah bersyukur, apalagi saat ini sedang pandemi jadi tambah susah lagi," katanya.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas, Agus Nur Hadi sempat mendatangi para sopir angkutan kota Purwokerto.
Sopir-sopir itu bercerita kepada Agus jika saat ini setoran menurun paling hanya 30 persen saja.
"Jadi kalau dulu setor Rp 60 ribu sekarang hanya Rp ribu 25 saja per hari," jelas Agus.
Akibat dari pandemi ini penumpang juga semakin sepi dan kebanyakan beralih ke angkutan online.
