Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pendidikan

Teliti Penggunaan Penanda Wacana Bahasa Inggris, Dias Sukses Raih Doktor di Unnes

Dias Andris Susanto sukses melaksanakan ujian disertasi Program Doktor Ilmu Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana di Unnes.

Penulis: m zaenal arifin | Editor: moh anhar
ISTIMEWA
Dias Andris Susanto 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dias Andris Susanto sukses melaksanakan ujian disertasi Program Doktor Ilmu Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana di Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Judul penelitian disertasi Dias adalah "Penggunaan Penanda Wacana Bahasa Inggris (Edm) yang Direalisasikan dalam Produksi Berbicara dan Menulis Mahasiswa Efl di Universitas: Perspektif Sosiokultural".

Bertindak sebagai promotor di antaranya Prof Dr Januarius Mujiyanto, Co-Promotor I Dr Dwi Anggani Linggar Bharati MPd, Co-Promotor II Dr Djoko Sutopo MSi.

Ujian disertasi dipimpin langsung oleh ketua sekaligus Rektor Unnes, Prof Dr Fathur Rokhman didampingi sekretaris sekaligus Direktur Pascasarjana Prof Dr Agus Nuryatin.

Baca juga:  Tinggalkan Sepeda Motor, Warga Sragen Diduga Terjun ke Sungai Bengawan Solo

Baca juga: Bupati Batang Wihaji: Semangat Berinovasi Tak Boleh Luntur di Tengah Pandemi Covid-19 

Baca juga: Lelang Tanah Tahun 2008 Jadi Pangkal Masalah Bos Otomotif Solo Ngamuk Tembaki Alphard Bos Tekstil

Keputusan tim penguji menyatakan Dias Andris Susanto lulus Doktor ke 550 lulusan Unnes. Doktor ke 107 lulusan pada Prodi Ilmu Pendidikan Bahasa PPs UNNES, dengan nilai A dan IPK 3,81. Hasil ujian promosi doktor Dias sangat memuaskan.

Dias melakukan penelitian yang bertujuan untuk menginvestigasi para mahasiswa EFL dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas PGRI Semarang (Upgris) dalam menggunakan dan memfungsikan penanda wacana Bahasa Inggris (EDM) produksi berbicara dan menulis mahasiswa dalam perspektif sosiokultural.

Ada tiga permasalahan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dias Andris Susanto. Pertama, bagaimana mahasiswa EFL menggunakan penanda wacana Bahasa Inggris fungsional dalam produk lisan dan tertulis.

Kedua, bagaimana perspektif sosiokultural mahasiswa dan dosen EFL mengasumsikan dan menguraikan EDM dalam konteks lisan dan tertulis.

"Ketiga, bagaimana dampak sosiokultural terhadap mahasiswa EFL dalam menjembatani penggunaan EDM dalam konteks lisan dan tertulis," kata Dias, dalam keterangannya, Jumat (4/12/2020).

Dias mengatakan, perlu mengeksplorasi secara deskriptif desain kualitatif terhadap produksi lisan dan tertulis dalam EDM dan pengaruh kendala sosial budaya yang mempengaruhi cara mahasiswa menghasilkan EDM.

Selain itu, untuk mendukung visualisasi dan deskripsi data kualitatif, ia menambahkan menerapkan alat penelitian kualitatif yaitu ATLAS.TI8.

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa kelas speaking, kelas writing, kelas discourse, dan kelas sociolinguistics, terbagi dalam berbagai tingkatan/semester seperti; semester I= 45 siswa, semester III= 80 siswa, semester V= 85 siswa dan semester VII= 35 siswa.

"Objek penelitian ini terdapat 8 topik kegiatan lisan dan 5 topik kegiatan tertulis," paparnya.

Di hadapan para promotor, Dias menjelaskan temuan dan diskusi hasil penelitiannya. Pertama, penanda dominan dalam lisan EDM adalah "yeah" dan "okay" dalam fungsi referensial.

"Alih-alih penanda dominan dalam tertulis adalah "and" dan "because" sebagai fungsi elaboratif," jelasnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved