Pilkada Solo 2020
Hasil Pilkada Solo 2020: Golput Menang di TPS Bagyo Lawan Gibran
Ketua KPPS TPS 08 Penumping Laweyan Andre Musono mengatakan sejumlah 179 Daftar Pemilih Tetap (DPT) tidak menggunakan hak pilihnya.
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Pasangan Calon Nomor Urut 01 Pilwalkot Solo, Gibran-Teguh unggul telak di TPS tempat Bagyo Wahyono menggunakan hak pilih.
Diketahui, Calon Wali Kota Solo Nomor Urut 02 mengggunakan hak pilihnya di TPS 08 Kelurahan Penumping, Laweyan.
Petugas TPS 08 Penumping Laweyan menyelesaikan penghitungan sekira pukul 15.00 WIB.
Baca juga: Inilah Christine Fang, Wanita Diduga Mata-mata China Jebak Para Politikus AS dengan Hubungan Intim
Baca juga: Habib Rizieq Ceritakan Peristiwa di Tol yang Tewaskan 6 Laskar FPI Pengawalnya
Paslon Gibran-Teguh itu unggul dengan memperoleh suara sebanyak 146. Sementara Paslon Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) mendapatkan 58 suara.
Ketua KPPS TPS 08 Penumping Laweyan Andre Musono mengatakan sejumlah 179 pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) tidak menggunakan hak pilihnya.
Andre menjelaskan, mayoritas DPT yang tidak hadir karena mereka tidak bisa ditemui oleh petugas KPPS saat menyerahkan undangan.
"Mereka kebanyakan sedang melakukan kegiatan di luar kota seperti kuliah, ada pula yang sedang ke luar negeri dan beberapa tidak ada kabar," ungkapnya, Rabu (9/12/2020).
Andre menambahkan, kendala saat penyelenggaraan Pilkada 2020 lebih kepada penerapan protokol kesehatan di pandemi.
"Sarung tangan plastik yang diberikan terlalu kecil serta tipis dan itu menhambat proses pemilihan," ucapnya.
Respon Tim Pemenangan Bajo
Ketua Tim Pemenangan Paslon Bajo, Sigit Prawoso mengungkapkan hasil tersebut merupakan hal lumrah dalam perhelatan politik.
"Hasil 58 berbanding 156 buat saya sudah hasil yang sangat luar biasa untuk independen. Dari 146 kita dapatkan 58 independen yang pertama kali muncul dalam waktu yang tidak terlalu lama persiapannya," tuturnya.
Menurutnya, masyarakat Kota Solo belum menerima hadirnya paslon dari jalur independen.
"Sehingga, saya berani menyimpulkan hadirnya independen di Kota Solo masih merupakan pertanyaan besar," terangnya.
Maka, lanjut dia, upaya-upaya yang dilakukan secara maksimal khusunya di TPS tersebut, masyarakat belum bisa begitu memahami dan menerima independen.
"Karena apa? Jarena tidak kita pungkiri. Bahwa di sini mayoritas markas dari PDI Perjuangan, sehingga memang masih mendominasi," tandasnya. (kan)