Berita Semarang
Perjuangan Petugas Edukasi Protokol Kesehatan, Gendong Walking Bilboard Keliling Kota Lama
Tekad kuat mendorong kesadaran masyarakat menjadi modal bagi petugas promosi kesehatan (promkes) puskesmas untuk terus bergerak melakukan edukasi prot
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tekad kuat mendorong kesadaran masyarakat menjadi modal bagi petugas promosi kesehatan (promkes) puskesmas untuk terus bergerak melakukan edukasi protokol kesehatan (prokes).
Setiap hari, mereka tak kenal lelah mengingatkan masyarakat untuk menerapkan 3M yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.
Berbagai inovasi diciptakan agar masyarakat tak jenuh mendengarkan imbauan terkait protokol kesehatan.
Inovasi yang cukup menarik perhatian yakni walking bilboard berisi pesan-pesan protokol kesehatan.
Petugas promkes laki-laki berkeliling di Kota Lama dengan menggendong walking bilboard seukuran badan, Kamis (24/12/2020) malam.
Sesekali, mereka pindahkan gendongan walking bilboard ke bagian depan.
Meski cukup berat membawa walking bilboard, petugas promkes puskesmas, Heri, merasa nyaman dengan apa yang dijalani.
Ia selalu menanamkan rasa semangat dalam setiap aktivitasnya demi kesehatan masyarakat Kota Semarang.
"Nyaman-nyaman saja bawa ini (walking bilboard). Kudu semangat demi Semarang hebat," tegasnya.
Sebagai petugas promkes, ia pun memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Ia selalu menerapkan 3M demi kenyamanan semua orang.
"Kalau mau ngasih edukasi, kita sendiri juga harus menerapkan 3M demi kenyamanan semuanya," ucapnya.
Sementara, petugas promkes perempuan menenteng pengeras suara sembari bersua memberikan imbauan-imbauan kepada pengunjung Kota Lama untuk menerapkan 3M.
"Jangan lupa ya untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker.
Maskernya yang benar, jangan dagunya yang dikasih masker, tapi dari hidung sampai ke dagu," seru seorang petugas promkes.
"Cuci tangan sesering mungkin. Jangan lupa jaga jarak.
Sekarang, berjauhan dulu tidak apa-apa," tambahnya.
Reina, petugas promkes puskesmas, mengaku, adanya walking bilboard lebih memudahkan dalam mengedukasi masyarakat, terlebih di tempat kerumunan seperti di Kota Lama.
"Kalau hanya suara saja kurang jelas.
Jadi, melalui alat ini masyarakat bisa mendengarkan imbauan sembari melihat dan membaca pesan-pesan yang tertera," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, edukasi protokol kesehatan merupakan hal yang berkelanjutan. Karena itu, perlu ada inovasi dan kreatifitas agar masyarakat tidak bosan.
"Saya lihat masyarakat kalau hanya dengan suara biasa tidak ada visualisasi sepertinya mulai bosan atau tidak mendengarkan.
Kami berpikir apa yang membuat orang mendengarkan.
Akhirnya, saya punya ide untuk beli walking bilboard," jelas Hakam saat dihubungi Tribun Jateng, Jumat (25/2/2020).
Walking bilboard ini, sambungnya, baru tiba beberapa hari yang lalu di kantor Dinas Kesehatan.
Pihaknya membeli empat alat dengan anggaran sekitar Rp 25 juta per alat. Alat tersebut baru pertama kali digunakan di Kota Lama pada Kamis malam kemarin.
"Di Indonesia tidak ada. Kami beli di luar negeri," ucapnya.
Hakam melanjutkan, alat walking bilboard tersebut nantinya akan digunakan oleh petugas puskesmas secara bergantian.
Petugas akan menyasar ke tempat-tempat kerumunan, semisal tempat wisata dan kafe.
"Sembari kami pikirkan konten-konten yang menarik.
Temanya tentang prokes, tapi bisa dimodifikasi dengan berbagai cara.
Nanti, tim kreatif Dinkes yang mengisi konten," jelasnya.
Dengan berbagai inovasi dan kreasi yang diciptakan oleh Dinas Kesehatan, Hakam berharap, masyarakat lebih mendengarkan dan mengaplikasikan edukasi yang disampaikan oleh petugas.
Secara tidak langsung, nantinya itu akan meningkatkan nilai penerapan protokol kesehatan di masyarakat.
"Kalau nilai prokes oke dan bagus, sebaran kasus pasti akan turun," inbuhnya. (eyf)