Refly Harun Kecewa Pada Prabowo-Sandi: Mereka Enak-enak, Pendukungnya Terancam Hukum
Refly Harun menyoroti jabatan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang kini sudah menduduki kursi menteri.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Refly Harun menyoroti jabatan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang kini sudah menduduki kursi menteri.
Refly Harun lantas menyoroti para pendukung Prabowo-Sandi di PIlpres 2019 lalu yang terancam dan tersandung hukuman pidana.
Refly menyebut, sejumlah pendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 lalu kini justru terbelit kasus hukum.
"Kali ini saya ingin membacakan soal pasangan Prabowo-Sandi yang sudah berlabuh di kekuasaan," kata Refly Harun.
Refly Harun lantas menyebut beberapa pendukung Prabowo-Sandi saat ini terbelit proses hukum tanpa perlindungan.
"Dan bagaimana mereka akhirnya meninggalkan pendukung-pendukung mereka yang justru menghadapi konsekuensi hukum tanpa perlindungan," ujarnya.
Refly Harun lantas menyinggung beberapa pendukung Prabowo-Sandi yang tersandung hukum.
Refly Harun lantas mnyinggung beberapa kasus pendukung Prabowo-Sandi seperti Ahmad Dhani dan Habib Rizieq Shihab.
Refly Harun mengatakan pada pilpres 2019, Rizieq Shihab memberi dukungannya untuk Prabowo-Sandi.
Refly Harun berharap agar pemerintah dan aparat keamanan berlaku adil.
Namun kini, Rizieq Shihab justru menjadi tersangka kerumunan di Petamburan dan adanya polemik tanah pesantren di Megamendung, Bogor.
Tak hanya itu, Rafly Harun juga menyinggung nasib Ahmad Dhani.
Sebelumnya, Ahmad Dhani sempat mendekam di penjara setelah menjadi tersangka ujaran kebencian lewat media sosial.
"Bayangkan, ujaran kebencian 1,5 tahun penjara," kata Refly Harun.
"Sementara korupsi ketua umum partai politik kurang dari satu tahun penjara."
"Jadi di mana akal sehat kita?," tambahnya.
Refly Harun mengatakan bahwa seharusnya Prabowo-Sandi masih memiliki tanggungjawab moral.
"Ini yang menjadi persoalan yang menjadi tanggung jawab moral, jangan sampai mereka (Prabowo-Sandi) enak-enak duduk di singaana keuasaan, duduk di pesawat bisnis, datang ke hotel bintang 5, padahal para pendukungnya terancam," ujarnya.