Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Perselisihan Berakhir, Arab Saudi Kembali Buka Jalur Perbatasan dengan Qatar

Arab Saudi membuka kembali wilayah perbatasan udara, darat dan lautnya dengan Qatar mulai Senin, kata menteri luar negeri Kuwait, mengutip kesepakatan

Editor: m nur huda
KARIM JAAFAR / AFP
Penampakan perbatasan Qatar di Abu Samrah dengan Arab Saudi. Arab Saudi membuka kembali perbatasan dan wilayah udaranya ke Qatar, kata pejabat AS dan Kuwait pada awal pekan ini, sebuah langkah besar untuk mengakhiri keretakan diplomatik yang telah membuat Riyadh memimpin aliansi yang mengisolasi Doha. 

TRIBUNJATENG.COM - Arab Saudi membuka kembali wilayah perbatasan udara, darat dan lautnya dengan Qatar mulai Senin, kata menteri luar negeri Kuwait, mengutip kesepakatan untuk menyelesaikan perselisihan politik yang menyebabkan Riyadh dan sekutunya memberlakukan boikot terhadap Qatar.

Berdasarkan proposal [Emir penguasa Kuwait] Sheikh Nawaf, disepakati untuk membuka wilayah udara dan perbatasan darat dan laut antara Kerajaan Arab Saudi dan Negara Qatar.

Keterangan itu berdasarkan Menteri Luar Negeri Kuwait Ahmad Nasser Al-Sabah kata di TV pemerintah.

Baca juga: Daftar Konglomerat China yang Hilang hingga Dipenjara karena Kritik Pemerintah

Baca juga: Fahri Hamzah Ingatkan Risma Soal Blusukan: Staf-nya Harus Kasih Tahu, Beda Walikota & Menteri

Baca juga: Elektabilitas Prabowo Melejit Ungguli Ganjar Pranowo Menurut Survei Capres Vox Populi

Baca juga: Biaya PTSL 2021 di Pati Maksimal Rp 400 Ribu, Lebih Dari Itu Dianggap Pungli

Dalam pernyataannya, menteri luar negeri Kuwait mengatakan bahwa amir Kuwait telah berbicara dengan amir Qatar dan putra mahkota Arab Saudi.

Pembicaraan itu “menekankan bahwa setiap orang tertarik pada reunifikasi” dan akan berkumpul di Al-Ula [untuk KTT GCC] untuk menandatangani pernyataan yang berjanji untuk “mengantarkan halaman cerah hubungan persaudaraan”.

Pada Juni 2017, negara-negara pemblokiran seperti Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir menuduh Qatar, mendukung terorisme dan terlalu dekat dengan Iran serta memutuskan hubungan ekonomi dan diplomatik.

Mereka juga memberlakukan blokade darat, laut dan udara di Qatar.

Qatar telah berulang kali membantah tuduhan tersebut dan mengatakan "tidak ada pembenaran yang sah" untuk pemutusan hubungan.

Kuwait telah menjadi penengah antara Qatar dan empat negara Arab.

Bulan lalu, GCC mengatakan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani diundang ke pertemuan puncak blok tersebut, yang akan diadakan di Arab Saudi pada hari Selasa.

Pada Senin malam, Kantor Komunikasi Pemerintah Qatar mengonfirmasi bahwa Sheikh Tamim akan menghadiri KTT yang berlangsung di provinsi Al-Ula barat laut.

Dalam sambutannya yang disampaikan oleh kantor berita yang dikelola pemerintah Saudi pada hari Senin, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengatakan KTT GCC akan "inklusif", mengarahkan negara-negara menuju "reunifikasi dan solidaritas dalam menghadapi tantangan di kawasan kita".

Tak lama setelah pengumuman tersebut, Anwar Gargash, menteri luar negeri UEA, menggambarkan KTT mendatang sebagai "bersejarah".

Sementara itu, kementerian luar negeri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negara itu “menyambut” keputusan untuk membuka kembali perbatasan, menambahkan bahwa itu adalah “langkah penting untuk menyelesaikan perselisihan”.

Melansir dari Arab News, kesepakatan penuh diharapkan akan ditandatangani pada Selasa (5/1) di KTT Pemimpin Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di Kota Al-Ula, Arab Saudi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved