Berita Kabupaten Tegal
Harga Bawang Merah di Kabupaten Tegal Berangsur Naik, Saat Ini Rp 18 Ribu per Kilogram
Dari yang biasanya Rp 30 ribu per kilogram, awal tahun ini harga dikisaran Rp 16 ribu per kilogram
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Sejak akhir tahun 2020 harga bawang merah di beberapa pasar Kabupaten Tegal mengalami penurunan cukup drastis.
Dari yang biasanya Rp 30 ribu per kilogram, awal tahun ini harga dikisaran Rp 16 ribu per kilogram.
Saat tribunjateng.com mencoba memantau harga bawang merah di Pasar Kemantran, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Rabu (13/1/2021), harga sudah berangsur naik menjadi Rp 18 ribu per kilogram.
Salah satu pedagang bawang merah di Pasar Kemantran, Toipah menuturkan, saat ini harga bawang merah di tempatnya Rp 18 ribu per kilogram.
Seminggu sebelumnya harga bawang merah berada di angka Rp 16 ribu per kilogram.
Meski harga mulai berangsur naik, namun diakui oleh Toipah harga saat ini masih jauh dari yang biasanya.
Karena harga kisaran Rp 30 ribu per kilogram.
"Sekarang terhitung harganya naik dari Rp 16 ribu per kilogram saat ini Rp 18 ribu per kilogram.
Harganya naik turun terus, tapi bisa dibilang masih jauh dari harga biasanya Rp 30 ribu per kilogram.
Saya menyesuaikan harga dari agennya juga," kata Toipah, pada Tribunjateng.com, Rabu (13/1/2021).
Masih di lokasi yang sama Pedagang Bawang Merah di Pasar Kemantran, Dewi mengatakan, saat ini harga bawang merah di tempatnya Rp 22 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 20 ribu per kilogram.
Sama dengan Toipah, Dewi juga mengaku harga bawang merah saat ini termasuk masih anjlok jika dibandingkan sebelum-sebelumnya.
"Kalau penurunan harga sih sebetulnya sudah terasa sejak akhir tahun kemarin. Nah sekarang sudah berangsur naik meski belum signifikan. Harganya juga naik turun, jadi besok bisa saja kembali turun atau naik lagi harganya," ungkap Dewi.
Di tempat berbeda, salah satu agen penjual bawang merah, Tasripin mengungkapkan, ia memberikan harga jual Rp 16 ribu per kilogram kepada para pembeli.
Padahal saat harga cabai melonjak sekitar awal tahun harga bawang merah di tempatnya masih di angka Rp 30 ribu per kilogram.
Sehingga ia menyetok banyak bawang merah, tapi tidak lama malah harganya anjlok. Ripin pun mengaku mengalami kerugian.
"Ya akhirnya saya tidak mendapat untung, jadi hasil penjualan bawang merah hanya untuk menutup biaya operasional saja istilahnya cuma balik modal," pungkasnya. (dta)