Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Purbalingga

Berjuang Lawan Tumor, Ajudan Jenderal Soedirman Mayor Purn Abu Rayakan Ultah ke-100 di Purbalingga

Karenanya, anugerah itu begitu disyukuri oleh Mayor (purn) Dr. Abu Arifin, mantan Ajudan II Panglima Besar Jenderal Soedirman. 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: galih permadi
ISTIMEWA
perayaan Ulang Tahun ke 100 Mayor (Purn) Abu Arifin, dengan orang-orang terdekat di Purbalingga, Minggu (17/11/2021) lalu  

TRIBUNJATENG. COM, PURBALINGGA - Di sebuah hotel pinggir kota Purbalingga, nyanyian bertema Ulang Tahun menggema.

Seorang kakek renta,  dengan baju merah berkalung bunga, berdiri di muka.

Di hadapannya, kue Ulang Tahun dengan beberapa lilin tegak menyala.

Baca juga: Perampokan di Semarang, Uang Setoran SPBU Rp 561 Juta Raib, Pelaku Bawa Pistol Terekam CCTV

Baca juga: Kisah Mbah Koswara Digugat Anak Kandung Rp 3 Miliar Gara-gara Tanah Warisan: Uang Dari Mana?

Baca juga: Pengakuan Amanda Manopo Pemeran Andin Ikatan Cinta Berstatus Janda Muda, Pernikahan Pernah Gagal

Baca juga: AC Milan Dapat Mandzukic Eks Juventus, Ibrahimovic Beri Teror Bakal Jadi Duet Mengerikan

Puluhan tamu undangan ikut menyanyi bahagia. 

Di situ, tubuh orang tua itu paling rapuh.

Tepukan tangannya lebih pelan di banding tamunya. Satu matanya tertutup perban.

Tapi jangan salah, semangatnya masih membara.

Ia mengakhiri nyanyian itu dengan meniup lilin sampai nyalanya sirna. 

Ini adalah acara ulang tahun spesial yang patut dirayakan.

Berumur panjang hingga seabad, tak semua orang bisa melampauinya.

Karenanya, anugerah itu begitu disyukuri oleh Mayor (purn) Dr. Abu Arifin, mantan Ajudan II Panglima Besar Jenderal Soedirman. 

Iya, tepat hari ini, tanggal 19 Januari 2021, pengawal Jenderal Soedirman itu genap berusia seabad.

Ia dilahirkan jauh sebelum Indonesia merdeka, tanggal 19 Januari 1921. 

Teman-temannya rata-rata sudah lama meninggal.

Baik karena gugur di medan perang, atau meninggal saat negara ini telah menikmati kemerdekaan.

Sebut saja Letjen TNI (purn) Soepardjo Rustam serta mantan Gubernur DKI Jakarta Letjen TNI (purn) Tjoktopranolo. 

Ketiganya adalah teman seperjuangan dalam mengawal kemerdekaan Republik Indonesia.

Mereka menjadi pengawal setia Panglima Jenderal Soedirman yang terlibat dalam perang gerilya saat Agresi Belanda II meletus, tahun 1948. Kedua pejuang itu telah lama meninggal. 

Tinggal Abu Arifin, pengawal Soedirman yang masih tersisa hingga sekarang. 

"Ulang Tahun ke 100 bapak Abu Arifin  dihadiri terbatas, karena masih suasana pandemi," kata Bestari, putri Mayor (Purn) Abu Arifin, Selasa (19/1/2021) 

Abu Arifin tentu mensyukuri umur panjang yang diberikan Tuhan kepadanya.

Syukur itu benar-benar diejawantahkan dalam kehidupannya.

Di usia senja, ia enggan berpangku tangan. Darah pejuang masih mengalir kuat di tubuh rentanya. 

Perjuangannya kini bukan lagi mengusir penjajah. Ia masih punya tugas berat untuk meluruskan sejarah yang sudah banyak direkayasa. 

Iya, umur panjang Abu Arifin sekaligus menjadi berkah bagi generasi penerus. Dengan begitu, Arifin bisa terus menanamkan samangat patriotisme ke anak cucu bangsa. 

Ia adalah salah satu guru sejarah terbaik di negeri ini. Bagaimana tidak, Arifin bukan hanya mengajarkan sejarah dari teori atau kata orang, namun dari pengalamannya sendiri sebagai pejuang. 

Ajaibnya, di usia yang seabad, Arifin masih fasih menceritakan pengalamannya di zaman perjuangan, termasuk saat perang gerilya bersama Jenderal Soedirman dalam Agresi Belanda 2 Tahun 1948. 

Di tengah keterbatasan fisiknya sekarang, meski satu matanya tertutup perban, ia  masih aktif menuliskan pengalaman hidupnya ke dalam beberapa buku karyanya. 

"Sebelum ulang tahun, buku-bukunya sudah dibagikan ke orang-orang, " katanya

Abu Arifin kini juga harus berjuang melawan tumor ganas yang terus menggerogoti mata kirinya.

Alhasil kini Arifin hanya bisa melihat dengan satu mata.

Tetapi ini tak menghalanginya untuk terus mengabdi dan berkarya untuk bangsa. 

Ia ingin hidup lebih panjang.

Belum semua cita-citanya ter ejawantahkan.

Arifin masih berambisi mengembangkan museum mininya untuk studi sejarah anak cucu bangsa.

Ia juga ingin membangun monumen atau patung Jenderal Soedirman di depan museum mini yang menyatu dengan rumah kecilnya. 

Rumah itu hadiah dari TNI untuk sangat pejuang yang sempat tinggal di kontrakan. 

"Mata beliau kena tumor dan semakin membesar, sehingga tidak bisa melihat, " katanya.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved