Berita Internasional
Kota Tertua di Benua Amerika Musnah Terdampak Pandemi Covid-19, Dihancurkan Warga
Setelah bertahan selama 5.000 tahun, Caral kota tertua di benua Amerika kini terancam musnah akibat efek pandemi virus corona.
"Keluarga-keluarga itu tidak mau pergi," kata Mayta (36).
"Kami sudah menjelaskan ke mereka bahwa ini Situs Warisan Dunia UNESCO dan yang mereka lakukan pelanggaran berat bisa membuat masuk penjara."
Caral dimasukkan ke situs Warisan Dunia UNESCO pada 2009.
Luasnya 66 hektar dan didominasi 7 piramida batu yang tampak menyala saat disinari matahari.

Peradaban Caral diyakni berjalan damai, dengan bukti tak ada penemuan senjata maupun benteng.
Situs ini sempat ditutup karena pandemi dan dibuka lagi pada Oktober dengan harga tiket 3 dollar AS (Rp 42.000).
Selama lockdown, beberapa peninggalan arkeologi dijarah dari Caral.
Pada Juli polisi menangkap 2 orang karena merusak sebagian situs yang berisi mumi dan keramik.
Arkeolog diancam mati
Ruth Shady adalah direktur zona arkeologi Caral dan sudah menelitinya sejak 1996 saat penggalian dimulai.
Dia mengatakan, para tuan tanah yang menempati tanah negara atau tanah ilegal yang dijual demi keuntungan pribadi, berada di balik invasi itu.
"Kami diancam orang-orang yang memanfaatkan kondisi pandemi untuk menduduki situs arkeologi untuk mendirikan tenda-tenda dan mengolah lahan dengan mesin... menghancurkan semua yang mereka lihat," kata Shady.
"Suatu hari mereka menelepon pengacara kami, dan berkata kepadanya mereka akan membunuhnya bersama kami dan mengubur kami lima meter di bawah tanah (jika tidak menghentikan penelitian)."
Shady (74) menghabiskan 25 tahun di Caral untuk coba menghidupkan kembali sejarah sosial dan warisan peradaban.
Salah satunya teknik konstruksi yang digunakan untuk menahan gempa bumi.