Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Kota Tertua di Benua Amerika Musnah Terdampak Pandemi Covid-19, Dihancurkan Warga

Setelah bertahan selama 5.000 tahun, Caral kota tertua di benua Amerika kini terancam musnah akibat efek pandemi virus corona.

Editor: m nur huda
AFP PHOTO/ERNESTO BENAVIDES
Panorama situs arkeologi kota Caral di Supe, Peru, pada 13 Januari 2021. Kota berusia 5.000 tahun ini adalah kota tertua di benua Amerika, dan tempat lahirnya peradaban Amerika. 

"Keluarga-keluarga itu tidak mau pergi," kata Mayta (36).

"Kami sudah menjelaskan ke mereka bahwa ini Situs Warisan Dunia UNESCO dan yang mereka lakukan pelanggaran berat bisa membuat masuk penjara."

Caral dimasukkan ke situs Warisan Dunia UNESCO pada 2009.

Luasnya 66 hektar dan didominasi 7 piramida batu yang tampak menyala saat disinari matahari.

Panorama situs arkeologi kota Caral di Supe, Peru, pada 13 Januari 2021. Kota berusia 5.000 tahun ini adalah kota tertua di benua Amerika, dan tempat lahirnya peradaban Amerika.
Panorama situs arkeologi kota Caral di Supe, Peru, pada 13 Januari 2021. Kota berusia 5.000 tahun ini adalah kota tertua di benua Amerika, dan tempat lahirnya peradaban Amerika. (AFP PHOTO/ERNESTO BENAVIDES)

Peradaban Caral diyakni berjalan damai, dengan bukti tak ada penemuan senjata maupun benteng.

Situs ini sempat ditutup karena pandemi dan dibuka lagi pada Oktober dengan harga tiket 3 dollar AS (Rp 42.000).

Selama lockdown, beberapa peninggalan arkeologi dijarah dari Caral.

Pada Juli polisi menangkap 2 orang karena merusak sebagian situs yang berisi mumi dan keramik.

Arkeolog diancam mati

Ruth Shady adalah direktur zona arkeologi Caral dan sudah menelitinya sejak 1996 saat penggalian dimulai.

Dia mengatakan, para tuan tanah yang menempati tanah negara atau tanah ilegal yang dijual demi keuntungan pribadi, berada di balik invasi itu.

"Kami diancam orang-orang yang memanfaatkan kondisi pandemi untuk menduduki situs arkeologi untuk mendirikan tenda-tenda dan mengolah lahan dengan mesin... menghancurkan semua yang mereka lihat," kata Shady.

"Suatu hari mereka menelepon pengacara kami, dan berkata kepadanya mereka akan membunuhnya bersama kami dan mengubur kami lima meter di bawah tanah (jika tidak menghentikan penelitian)."

Shady (74) menghabiskan 25 tahun di Caral untuk coba menghidupkan kembali sejarah sosial dan warisan peradaban.

Salah satunya teknik konstruksi yang digunakan untuk menahan gempa bumi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved