Berita Internasional
Kota Tertua di Benua Amerika Musnah Terdampak Pandemi Covid-19, Dihancurkan Warga
Setelah bertahan selama 5.000 tahun, Caral kota tertua di benua Amerika kini terancam musnah akibat efek pandemi virus corona.
TRIBUNJATENG.COM, CARAL - Setelah bertahan selama 5.000 tahun, Caral kota tertua di benua Amerika kini terancam musnah akibat efek pandemi virus corona.
Situs arkeologi yang steril dari peradaban manusia modern itu sekarang mulai dirambah warga sekitar.
Mereka mengeklaim, pandemi virus corna membuat tak ada pilihan lain selain menduduki kota sakral itu.
Ruth Shady arkeolog yang menemukan situs Caral di Peru, bahkan mendapat ancaman pembunuhan jika tidak melepas penelitiannya di sana.
Baca juga: Dituding Hina Keluarga Kerajaan Thailand, Wanita Ini Dihukum 43 Tahun Lebih
Baca juga: DPR Gelar Fit and Proper Test Calon Tunggal Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo Hari Ini
Baca juga: Perpres 7/2021 Diteken Jokowi, RUU Kepemilikan Senjata Api & Bahan Peledak Segera Disusun
Baca juga: 5 Poin Penting Perpres Penanggulangan Ekstremisme, Influencer hingga Pelatihan Penceramah
Para arkeolog mengatakan ke tim AFP yang mengunjungi Caral, bahwa invasi dan penghancuran liar dimulai pada Maret ketika pandemi Covid-19 berujung pada lockdown nasional.
"Ada orang-orang yang datang merusak situs ini, yang adalah properti negara, dan mereka memanfaatkannya untuk bercocok tanam," kata arkeolog Daniel Mayta kepada AFP.
"Ini sangat berbahaya, karena mereka menghancurkan warisan budaya berusia 5.000 tahun."

Caral berlokasi di lembah sungai Supe, sekitar 182 kilometer di utara ibu kota Lima.
Kota ini berkembang antara 3.000-1.800 SM di gurun yang gersang.
Caral adalah tempat lahirnya peradaban di Amerika.
Orang-orangnya sezaman dengan Firaun di Mesir dan peradaban Mesopotamia.

Bahkan peradaban Caral lebih dulu eksis dibandingkan Kerajaan Inca yang jauh lebih terkenal pada abad ke-45.
Namun warga tidak peduli dengan fakta-fakta itu.
Mereka mengambil alih 10 hektar situs arkeologi Chupacigarro untuk menanam alpukat, buah-buahan, dan kacang.
Mereka memanfaatkan minimnya pengawasan polisi selama 107 hari lockdown nasional.