Berita Semarang
Cerita Wahid Supriyadi Mantan Dubes RI untuk Rusia Soal Negara Beruang Putih: Tak Ada Lagi Palu Arit
Dia menilai, stereotipe itu juga masih melekat di masyarakat Indonesia pada umumnya. Hal itu mungkin banyak terpengaruh dari film Hollywood.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - M. Wahid Supriyadi (61) sempat memiliki stereotipe negatif terhadap masyarakat Rusia.
Terutama saat awal bertugas menjadi Duta Besar LBBP RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus pada April 2016.
" Jujur saja awal mau bertugas di Rusia masih beranggapan bahwa masyarakat Rusia serba negatif seperti angkuh, tak bisa senyum tak amanah dan sikap negatif lainnya.
Ternyata hal itu salah. Saya buktikan sendiri saat di Rusia. Mereka begitu ramah dan baik," paparnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (23/1/2021).
Dia menilai, stereotipe itu juga masih melekat di masyarakat Indonesia pada umumnya.
Hal itu mungkin banyak terpengaruh dari film Hollywood.
"Padahal ketika berada di Rusia akan merasakan jauh dari yang digambarkan di film-film," katanya.
Warga Indonesia juga masih menganggap Rusia sebagai negara Komunis.
Padahal kondisi negara itu sudah sangat berubah.
Simbol palu arit hampir tak ada.
Masyarakat Rusia juga sudah sangat modern dan sangat barat.
"Banyak yang masih keliru.
Hal itu juga yang mendorong saya menulis Buku Hantu Komunis.
Komunis itu sudah mati dan tak perlu ditakutkan lagi," jelasnya.
Sebaliknya, sambung dia, rakyat Rusia sangat mengagumi Indonesia.