Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Calib Tekuni Jualan Mainan Apolo demi Pengobatan Anaknya

Calib Tekuni Jualan Mainan Apolo demi Pengobatan Anaknya yang setahun lalu kecelakaan terkena kontainer.

Editor: iswidodo
tribunjateng/mahasiswa UIN Magang
Calib Tekuni Jualan Mainan Apolo demi Pengobatan Anaknya. Dia membuat sendiri mainan apolo itu dan menjualnya keliling Kota Semarang naik sepeda ontel 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Masih ingat dengan mainan apolo warna warni ini? Iya, meski sudah jarang ditemukan penjual apolo di Kota Semarang, bukan berarti mainan itu tak ada lagi.

Adalah Calib, yang menekuni mainan apolo ini sejak zaman Orde Baru, sampai sekarang masih konsisten. Pria asal Brebes ini sehari-hari masih jualan mainan apolo warna warni keliling Kota Semarang.

Mainan sederhana terbuat dari air warna-warni dikemas dalam plastik panjang, tak lupa ada balon kecil mengambang di dalamnya. Mainan ini masih sangat murah hingga sekarang, hanya Rp 2 ribu per unitnya.

Cara memainkannya pun cukup simpel, dengan membolak-balikkan benda panjang ini maka balon kecil yang ada di dalamnya akan selalu berpindah posisi ke atas karena udara lebih ringan dari air warna-warni tersebut. Anak kecil suka mainan jadul ini, selain karena warnanya menarik, juga simpel cara mainkannya.

Bapak empat anak ini jualan apolo naik sepeda ontel dengan keranjang atau beronjong di belakang. Setiap hari, Calib menjajalan mainan apolo buatannya. Rute yang ditempuh tidaklah dekat, yaitu Pasar Karangayu, Pasar Johar, hingga sekitar Taman Singosari di Jalan Sriwijaya.
Sebelum pandemi, Calib bisa memeroleh keuntungan Rp 100.000 per hari. Namun semenjak pandemi, penghasilannya menurun. Hanya untung sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu. Apalagi sekarang nyaris tidak ada siswa ke sekolah. Padahal segmen pasar utamanya adalah pelajar TK SD dan SMP.

Dia mengaku, hasil keuntungan berjualan untuk kebutuhan sehari-hari, bayar sewa rumah, dan juga pengobatan anak bungsunya. Anaknya mengalami kecelakaan dan luka berat setahun silam.

"Anak saya empat. Tiga sudah berkeluarga. Istri saya sudah lama meninggal. Anak bungsu bersama kakak pertama di Jakarta untuk proses pemulihan setelah kecelakaan," terang Calib, Jumat (22/1/2021).

Dikatakannya, anak bungsu bila lanjut sekolah masih kelas 2 SMP. "Dulu dia kecelakaan kena kontainer sebelum pandemi corona. Dan sekarang masih terus berobat jalan," tuturnya sambil meminggirkan sepeda ontel bersama dagangan mainan apolo warna-warni itu.

Pria asal Brebes ini merantau di Semarang, tinggal kontrak rumah di dekat Taman Singosari. Dua bulan sekali dia pulang ke Brebes atau pergi ke Jakarta jenguk anak bungsunya. Calib berjualan sejak pagi hingga siang hari. Sisa waktunya untuk membuat mainan apolo dan bantu-bantu orang jika ada yang butuh jasanya.

"Saya nggak ngoyo mbak, begini saja ditelateni. Selain karena sudah tua, juga karena modalnya nggak ada. Jadi setengah hari saja jualan, biar bisa penuhin lima waktunya (salat). Namanya orang hidup ya harus ingat kehidupan akhirat," terangnya. (Avita Nur Hamida/Mahasiswa UIN Walisongo Magang Jurnalistik di Tribunjateng.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved