Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Pikap Rombongan Lamaran Tabrak Tiang Lampu, 2 Orang Tewas, Acara Bahagia Berubah Duka

Namun, saat hendak berbelok ke arah barat, mobil tersebut menabrak tiang lampu

Editor: muslimah
Surya.co.id, Kuswanto Ferdian
Kondisi mobil Pikap seusai menabrak tiang PJU dan terperosok ke area persawahan warga di Jalan Raya Dusun Pakis, Desa Bangsereh, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, Selasa (26/1/2021). 

Pikap Rombongan Lamaran Tabrak Tiang Lampu, 2 Orang Tewas, Acara Bahagia Berubah Duka

TRIBUNJATENG.COM - Acara lamaran berbuah duka cita.

Sebelum tiba di tempat calon pengantin, rombongan lamaran malah mengalami kecelakaan.

Kecelakaan terjadi di Jalan Raya Dusun Pakis, Desa Bangsereh, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, Selasa (26/1/2021) siang.

Sebuah mobil pikap pengangkut rombongan lamaran menabrak tiang lampu penerangan jalan umum (PJU).

Kejamnya SB, Tega Bunuh Ibu Sendiri, Bacok Pakai Parang Lalu Curhat ke Adik

Bus Rp 1,7 Miliar Digondol Maling saat Diparkir di Lahan Kosong, Warga Tak Curiga Lihat Bus Didorong

Viral Pemuda Berompi Orange Pukul dan Tendang Rombongan Pemotor yang Melintas

Kamu Perlu Tahu, Ini Beda GeNose Rapid Test dan Swab Berikut Harganya yang Jadi Syarat Naik Kereta

Akibat kecelakaan tersebut, dua penumpang tewas di lokasi kejadian.

Mobil berplat nomor M 9166 GC ini dikemudikan Santoso, warga Dusun Tambaan, Desa Tambaan Barat, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan.

Kanit Laka Lantas Polres Pamekasan, Ipda Bambang Budiyanto mengatakan, semula mobil tersebut melaju dari arah timur Jalan Dusun Pakis dengan kecepatan sedang.

Namun, saat hendak berbelok ke arah barat, mobil tersebut menabrak tiang lampu.

Setelah itu mobil terperosok ke pemukiman persawahan warga.

"Pengemudinya kurang hati-hati, sehingga menabrak tiang lampu," kata Ipda Bambang Budiyanto kepada TribunMadura.com (grup surya.co.id).

Mobil Pikap itu mengalami kerusakan parah pada bagian depan mobil.

Sedangkan, dua orang penumpang pikap yang duduk di belakang bak mobil meninggal dunia di lokasi.

"Selain dua orang meninggal dunia, ada dua orang lagi yang mengalami luka ringan," ungkapnya.

Menurut Ipda Bambang Budiyanto, mobil Pikap tersebut mengangkut rombongan orang dari Kabupaten Bangkalan hendak menuju ke Desa Bujur, Pamekasan untuk menghadiri acara lamaran.

Kata dia, saat ini sejumlah korban sudah dibawa ke Puskesmas Batumarmar guna mendapatkan perawatan medis.

Korban meninggal dunia Maidah (50), warga Desa Arosbaya, Kabupaten Bangkalan danvDul Azis atau Pak Tayyib (50), warga Desa Arosbaya.

Sedang korban luka Buk Siah (55), warga Desa Arosbaya, Kabupaten Bangkalan.

Kemdian Musrifah (47), warga Desa Arosbaya, Kabupaten Bangkalan.

Momen Jelang Bahagia Berujung Duka: Calon Pengantin Meninggal Akibat Terjepit Lift Sebelum Resepsi

Momen bahagia yang harusnya dialami Widia Wati (24), warga Desa Tanjung Purba Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, berubah menjadi duka.

Widia meninggal dunia jelang hari pernikahannya.

Informasi yang didapat, Widia tewas akibat terjepit lift di lokasi kerja, Sabtu (16/1/2021).

"Rencananya mau nikah tanggal 30 Januari dan tanggal 31 resepsi di rumahnya. Kalau keluarga tahunya korban meninggal karena terjepit lift," ucap Kepala Desa Tanjung Baru, Azman Ginting yang ditemui di rumah duka, Minggu (17/1/2021).

DC
Korban Widia Wati (kanan) semasa hidupnya. (HO/Tribun Medan)

Azman Ginting menyebut pihak keluarga tahu korban meninggal setelah dibawa oleh pihak perusahaan ke Rumah Sakit Grand Med Lubukpakam.

Korban merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Sementara itu calon pengantin pria, Sandri Sinaga tampak begitu terpukul akibat kejadian ini.

Padahal hari dimana korban dimakamkan sebenarnya adalah hari untuk seserahan.

"Hari ini jam 13.00 sebenarnya jadwal seserahan. Ya karena kan memang sudah dekat. Kalau calon prianya namanya Sandri Sinaga, warga saya juga dia tinggal di dusun IV," kata Azman Ginting.

Informasi yang diperoleh tribun, Widia Wati dan calon suaminya sudah membuat foto prewedding. Hal ini juga terlihat di akun Facebook miliknya.

Peristiwa yang dialami oleh korban ini kini menjadi perbincangan banyak warga.

Warga menyebut korban selama ini dikenal sebagai perempuan yang baik.

Jajaran Kepolisian yang dikonfirmasi mengaku belum mendapat laporan terkait kasus ini.

"Dimana kejadiannya? Belum ada kita dapat laporan," kata Kapolsek Tanjung Morawa AKP Sawangin Manurung. 

Kisah Lain: Baru Saja Lamaran, Meninggal Ditabrak Truk

Sebelumnya kisah serupa terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) KM 38-39, Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan, Kebupaten Serdang Bedagai (Sergai).

Akibat kecelakaan tersebut, pasangan kekasih Suharianto (28) dan Irma Yunita (23) tewas.

Padahal, seharusnya mereka akan melangsungkan pernikahan pada 31 Januari 2021 mendatang.

Bahkan segala persiapan untuk resepsi pernikahan mereka sudah dibuat keluarga.

Miswan, ayah dari calon pengantin wanita yang tewas ditabrak bus meneteskan air mata saat bercerita tentang musibah kecelakaan yang dialami anaknya.

Irma Yunita (23) putrinya meninggal dunia bersama Suharianto (28) kekasihnya setelah sepeda motor yang mereka tumpangi ditabrak bus di jalan lintas sumatera KM 38-39, Tualang, Perbaungan, Serdangbedagai.

"Mereka itu sebenarnya mau pergi ke Medan. Mereka sama-sama kerja di Medan. Karena ada acara antaran hari Minggu itu makanya mereka datang."

"Itulah disepakati tanggal 31 acara pestanya maksudnya karena itulah hari baiknya kita lihat. Udah gitu pun pihak laki-laki minta bulan Januari bisanya," ucap Miswan ayah Irma Yunita Selasa, (15/12/2020).

Saat ditemui di rumahnya di Desa Sei Jenggi Kecamatan Perbaungan, Miswan yang akrab disapa Iwan pedagang bandrek sempat meneteskan air mata menceritakan awal mula ia mendapat kabar kematian anaknya.

Disebut musibah itu hanya terjadi beberapa menit setelah korban meninggalkan rumah.

Ia menyebut pertama kali hanya mendapat informasi dari menantunya.

"Menantu saya yang perempuan bilang saat itu macet di Tualang karena ada kecelakaan. Dia enggak tau siapa yang kecelakaan."

"Di situ saya kok punya firasat sama anak saya karena mereka belum lama pergi pamitan dari rumah."

"Itulah langsung kutelponi yang laki-laki tapi dijawab sama orang lain dan cuma bilang, kenal sama orang ini, orangnya di rumah sakit Melati Perbaungan," ucap Miswan sambil menirukan perkataan orang lain.

Ketika itu juga, lanjut Miswan, ia pun langsung bergegas ke rumah sakit Melati.

Pada saat itu ia melihat kalau anaknya Irma Yunita masih kritis.

Sementara itu Suharianto sudah berada di kamar jenazah.

"Enggak tahu lagi aku jam berapa kejadiannya. Sekitar satu jam aku di rumah sakit meninggal lah anak ku ini."

"Dia itu anaknya rajin dan baik kali. Dari tamat sekolah dia langsung kerja bantu orang tua. Dia kerja di toko buku di Medan."

"Kalau luka berdarah enggak ada sebenarnya kulihat mungkin luka dalam dialaminya," kata Miswan.

Ia beserta keluarganya yang lain sama sekali tidak ada melihat gelagat aneh dari keduanya.

Setelah Malam Minggu anaknya itu tiba di rumah sama sekali tidak ada keanehan.

Ia dan keluarganya juga sama sekali tidak ada mimpi apa-apa.

"Pas mau pergi itu cuma dibilang anak ku ini cepat nanti hujan. Udah gitu aja enggak ada yang aneh-aneh. Dia kalau pulang ke rumah sekitar satu bulan sekali gitu. Udah sekitar setahun lalu dia tunangan makanya mau nikah," kata Miswan.

Miswan sempat memohon izin untuk menghentikan sesi wawancara saat itu.

Ketika disinggung soal pemakaman ia pun menangis dihadapan www.tribun-medan.com.

Ia hanya menyampaikan saat itu ada topik pembicaraan agar pemakaman dilakukan secara berdampingan saja. Namun pada akhirnya pemakaman dilakukan di tempat kediaman masing-masimg.

Suharianto sendiri dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Simalungun.

"Kalau anak saya dimakam kan di sini lah. Udah lah ya," katanya tidak sanggup melanjutkan sesi wawancara.

Pantauan www.tribun-medan.com, dua unit tenda pun masih terpasang di halaman rumah Miswan.

Disebut sebelumnya sudah dilakukan acara tahlilan dan akan dilanjutkan malam kedua dan ketiga.

Karena musibah yang terjadi dadakan para keluarga Miswan pun ada yang baru sempat datang untuk menyampaikan ucapan bela sungkawa.

Saat itu Miswan dan istrinya Butet diminta untuk bisa bersabar menghadapi musibah ini.

Korban Irma merupakan anak ke empat dari lima orang bersaudara. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Acara Lamaran Berubah Jadi Duka, Pikap yang Ditumpangi Rombongan Tabrak Tiang Lampu, 2 Orang Tewas

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved