Berita Nasional
Kwik Kian Gie: Saya Belum Pernah Setakut Ini Kemukakan Pendapat, Zaman Pak Harto Longgar
Ekonom Kwik Kian Gie mengaku belum pernah merasa takut seperti sekarang ini dalam menyampaikan pendapatnya, terutama yang terkait kebijakan pemerintah
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Ekonom Kwik Kian Gie mengaku belum pernah merasa takut seperti sekarang ini dalam menyampaikan pendapatnya, terutama yang terkait dengan kebijakan pemerintah.
Demikian Kwik Kian Gie menyampaikan hal tersebut melalui akun Twitter pribadinya dengan nama akun @kiangiekwik.
"Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yang berbeda dengan maksud baik memberikan alternatif," kata Kwik Kian Gie yang dikutip pada Minggu (7/2/2021).
• AS Kirim 1.300 US Army Ke Indonesia, KSAD Jenderal Andika Perkasa: Kami Akan Temani Mereka
• Seorang Perwira TNI Dipecat Setelah Ketahuan Selingkuh dengan Istri Bawahan
Kwik Kian Gie menjelaskan mengapa dirinya begitu takut menyampaikan pendapatnya, padahal itu merupakan alternatif yang bisa dipertimbangkan atau bahkan diterapkn.
Menurut Kwik, itu karena adanya kehadiran buzzer di media sosial.
Setiap menyampaikan pendapat yang berseberangan, Kwik Kian Gie merasa langsung 'diserang' oleh Buzzer.
Bukan hanya pendapatnya yang diserang, tapi juga sampai masalah pribadi juga diusik.
Begitulah pengakuan mantan Menteri Koordinator Ekonomi tersebut.
"Langsung saja di-buzzer habis-habisan, masalah pribadi diodal-adil," ucap Kwik Kian Gie.
Lantas, Kwik Kian Gie membandingkan kondisi sekarang ini dengan kondisi di mana Presiden Soeharto berkuasa kala itu.
Menurutnya, zaman Soeharto lebih baik karena dirinya masih diberi kesempatan untuk mengkritik pemerintah.
Kwik Kian Gie kerap menyampaikan kritiknya melalui Harian Kompas.
Selama melakukan kritik terhadap pemerintah Soeharto, Kwik Kian Gie mengaku tak pernah sekalipun menemui masalah.
"Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik-kritk tajam. Tidak sekalipun ada masalah," ujarnya.
Lebih lanjut, Kwik Kian Gie mengatakan, saat menyampaikan pendapat berbeda, dirinya bukanlah takut di-bully oleh para buzzer. Juga bukan takut dikritik sekeras apapun.