Berita Internasional

Habis Kesabaran, Jenderal Penguasa Myanmar Ancam Pengunjuk Rasa dengan Tindakan Efektif

Sang jenderal memerintahkan para demonstran untuk kembali bekerja atau bakal menghadapi “tindakan efektif”.

Kompas.com/Istimewa
Panglima AD Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing. (AFP/YE AUNG THU) 

TRIBUNJATENG.COM, NAYPYIDAW – Min Aung Hlaing, jenderal penguasa Myanmar, mengisyaratkan kesabarannya mulai memudar meihat aksi protes nasional atas kudeta militer.

Sang jenderal memerintahkan para demonstran untuk kembali bekerja atau bakal menghadapi “tindakan efektif”.

Perintah tersebut keluar setelah Myanmar dilanda aksi protes menentang kudeta militer yang telah berlangsung selama enam hari berturut-turut.

Meliyanti Tewas di Kamar 102 Hotel Semarang, Mayat Disembunyikan dalam Lemari

Awalnya Bilang Punya Stok Wanita Banyak, Kiwil Kini Kena Batunya, Ratapi Perceraian dengan Rohimah

Bermula dari Dugaan Tindakan Asusila, Gugatan Perangkat Desa Pejogol Banyumas Dikabulkan PTUN

Tuntut Pembayaran Klaim, Pemegang Polis AJB Bumiputra Purbalingga Gelar Aksi Damai

Selain itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga mengumumkan sanksinya terhadap para jenderal di Myanmar pada Rabu (10/2/2021).

Aksi unjuk rasa di Myanmar sebagian besar berlangsung damai sebagaimana dilansir dari AFP, Kamis (11/2/2021).

Namun pada awal pekan ini, pasukan keamanan Myanmar menanggapi aksi unjuk rasa dengan gas air mata, meriam air, dan peluru karet. Bahkan muncul laporan jika adanya penggunaan peluru tajam.

Pada Kamis malam, Min Aung Hlaing menyerukan agar pegawai negeri kembali bekerja setelah beberapa hari melakukan pemogokan nasional untuk mendukung protes.

"Karena hasutan oknum, beberapa aparatur sipil negara gagal menjalankan tugasnya," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Tindakan efektif akan diambil,” tegas pernyataan itu tanpa memerinci lebih lanjut apa yang dimaksud dengan tindakan efektif tersebut.

Militer Myanmar menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh lainnya serta melakukan kudeta pada 1 Februari.

 
Sejak saat itu, Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing mendapuk dirinya memegang kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif.

Rakyat Myanmar marah dan menyerukan pembangkangan terhadap kudeta. Mereka juga menyerukan pembebasan Suu Kyi dan tokoh senior lainnya yang ditahan.

Demonstran kembali menggelar reli dengan damai pada Kamis di Naypyidaw dan Yangon. Puluhan ribu orang dilaporkan membanjiri jalan-jalan.

"Jangan pergi ke kantor," teriak sekelompok pengunjuk rasa di luar bank sentral Myanmar di Yangon, mendesak orang untuk mogok kerja dan menekan junta militer.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved