Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Sejumlah Polisi Myanmar Beralih Dukung Demonstran Penentang Kudeta

Sejumlah polisi Myanmar berbalik mendukung demonstran penentang kudeta militer.

Kompas.com/Istimewa
Pengunjuk rasa berlarian setelah polisi memberikan tembakan peringatan dan menggunakan meriam air untuk membubarkan demonstrasi di Mandalay, Myanmar, pada 9 Februari. Polisi bergerak setelah massa berdemonstrasi menentang kudeta militer Myanmar.(STR via AP) 

TRIBUNJATENG.COM, NAYPYIDAW - Sejumlah polisi Myanmar berbalik mendukung demonstran penentang kudeta militer.

Hal itu terekam dalam sebuah video.

Dalam video yang diunggah South China Morning Post, rekaman itu awalnya memerlihatkan massa disemprot dengan meriam air.

Bermula dari Dugaan Tindakan Asusila, Gugatan Perangkat Desa Pejogol Banyumas Dikabulkan PTUN

Awalnya Bilang Punya Stok Wanita Banyak, Kiwil Kini Kena Batunya, Ratapi Perceraian dengan Rohimah

Meliyanti Tewas di Kamar 102 Hotel Semarang, Mayat Disembunyikan dalam Lemari

Ayu Ting Ting Kaya Raya tapi Ogah Pakai Jasa Satpam, Pilih Pajang Tulisan Ini di Pagar Rumahnya

Mendapat semprotan itu, para pengunjuk rasa bertepuk tangan dan bersorak.

Mereka kemudian mendapat semprotan kedua.

Di tengah semprotan kedua itulah, ada satu polisi yang mendekati demonstran.

Tak lama, dua anggota lain mengikuti.

Dilansir pada Rabu (10/2/2021), mengetahui ada tiga penegak hukum beralih ke kubu mereka, massa semakin bersorak.

Dalam rekaman berdurasi 2 menit 27 detik itu, massa megerumuni ketiganya yang menaikkan perisai anti huru-hara.

Seorang rekan mereka mencoba untuk menarik ketiganya.

Namun, upayanya dihentikan oleh demonstran yang memeluk tiga penegak hukum tersebut.

Sejak akhir pekan, Myanmar dihantam oleh rentetan aksi damai buntut kudeta yang dilakukan militer pada 1 Februari.

Massa menggunakan kata-kata kreatif seperti "mantanku buruk, tapi militer lebih buruk" selama berpartisipasi dalam unjuk rasa.

Mereka menyerukan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan tokoh politik lainnya dibebaskan.

Dalam klaimnya, militer membenarkan aksi mereka dengan menuding partai pimpinan Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) berbuat curang. (*)

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved