Berita Pekalongan
Banjir di Pekalongan, Berkah Bagi Jasa Perahu Dalam Hitungan Jam Dapat 4 Kali Orderan
Perahu yang biasanya beroperasi di sungai untuk menangkap ikan, maupun untuk jasa penyeberangan.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: rival al manaf
Penulis: Indra Dwi Purnomk
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Perahu yang biasanya beroperasi di sungai untuk menangkap ikan, maupun untuk jasa penyeberangan.
Kini perahu-perahu tersebut berpindah operasi di jalan raya.
Sudah lebih dari dua minggu di Jalan Kusuma Bangsa, Jalan Samudera Pasai, dan sekitarnya perahu-perahu hilir mudik di jalan tersebut.
Pantauan Tribunjateng.com, pada Senin (22/2/2021) transportasi baru ini, banyak diminati warga.
Baca juga: Sosok Mbah Diseh Pekalongan Viral Setelah Jadi Foto Model Kelas Fotografi: Welcome Sekali
Baca juga: Bakul Sayur Keliling Pekalongan Pilih Pakai Perahu, Sensasi Pasar Apung dalam Kampung
Baca juga: Viral Pemakaman Jenazah Corona di Tengah Banjir Pekalongan, Ini Penjelasan Suwondo Kepala Puskesmas
Hal ini dikarenakan, akses jalan di jalan tersebut banjir dengan ketinggian sekitar 50 centimeter.
Perahu nelayan ini kebanyakan tidak bermesin. Perahu bergerak karena di tarik orang.
Gofur (35) penyedia jasa perahu di Jalan Kusuma Bangsa mengatakan, sudah lebih dari dua minggu menggunakan perahunya untuk dijadikan jasa ojek perahu.
"Saya tidak mematok tarif untuk warga yang menggunakan jasa ojek perahunya. Warga ada yang ngasih Rp 5 ribu ada juga yang Rp 10 ribu untuk sekali jalan," kata Gofur kepada Tribunjateng.com.
Menurutnya, untuk sekali jalan jaraknya 2,5 KM dan untuk pendapatannya selama sehari tak menentu. Tergantung berapa kali ia mengantarkan warga
"Sudah 4 kali saya mengantarkan warga, menggunakan perahu," ujarnya.
Gofur juga mengungkapkan, selain ia banyak warga lain yang menyediakan jasa ojek perahu.
Sementara itu, Yanti (31), salah satu warga pengguna jasa layanan ojek perahu, mengaku merasa terbantu adanya layanan seperti ini
"Biasanya saya menggunakan jasa perahu ini dua hari sekali."
"Sekali naik saya kasih uang Rp 5 ribu, karena saya naik untuk berbelanja," kata Yanti.
Selama banjir, ia dan keluarganya tidak mengungsi ke tempat pengungsian karena masih di rasa aman.
"Sejak banjir pertama, saya tidak mengungsi karena kalau di pengungsian berdesak-desakan. Terus saya miliki bayi."
"Di dalam rumah banjirnya sekitar 20 centimeter dan kalau di luar rumah mencapai 50 centimeter," ujarnya.
Tidak hanya Yanti, Toni warga (48) warga Perumahan Panjang Indah mengatakan, selama banjir akses jalan tidak bisa dilalui.
"Kendaraan, saya taruk di tempat yang lebih aman. Ke rumah saya gunakan jasa perahu, untuk tarifnya memang tidak ada hanya bayar seikhlasnya," kata.
Baca juga: Kecelakaan Mobil Ertiga di Tol Pekalongan Tabrak Beton Pembatas
Baca juga: Warga Pekalongan Sudah 2 Pekan Kebanjiran, Wahyu: Sudah Seminggu Kesulitan Air Bersih
Baca juga: Video Pengungsi Banjir Pekalongan Terus Bertambah Sudah 12 Hari Ngungsi
Ia mengaku, tidak mengungsi karena rumah belum kemasukan air.
"Rumah saya sudah ditinggikan mas, alhamdulillah tidak masuk banjirnya. Tapi kalau di luar rumah banjirnya satu paha orang dewasa," imbuhnya.
Toni berharap, banjir segera surut agar bisa bekerja kembali.
"Semoga banjir segera surut dan banjir tahun ini paling tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," tambahnya. (Dro)