Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kisah Anak 12 Tahun Harus Jadi Tulang Punggung Keluarga Karena Ayah dan Ibu Lumpuh

Seorang anak  usia 12 tahun menjadi tulang punggung keluarga di di Kampung Kota Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur.

Editor: rival al manaf
Kompas.com
Risalianus Aja (12), bocah kelas VI SDI Sopang Rajo, Kampung Kota Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, begitu setia merawat ayah dan ibunya yang mengalami lumpuh.(KOMPAS.com/MARKUS MAKUR) 

TRIBUNJATENG.COM, NTT - Seorang anak  usia 12 tahun menjadi tulang punggung keluarga di di Kampung Kota Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Risalianus Aja (12) harus menafkahi ayah dan ibunya sekaligus merawat mereka yang lumpuh dan bisu.

Oleh karena itu, setiap hari ia banyak menghabiskan waktu di rumah untuk mengurus kedua orangtuanya

Ayahnya mengalami lumpuh. Sementara ibunya tak hanya lumpuh, tetapi juga bisu.

Baca juga: Hasil Gladbach vs Manchester City di Liga Champions, Tim Pep Guardiola Mulus di Segala Kompetisi

Baca juga: Hasil Gladbach vs Manchester City di Liga Champions, Tim Pep Guardiola Mulus di Segala Kompetisi

Baca juga: Peruntungan Shio Hari Ini Kamis 25 Februari 2021

Risalianus pun harus merawat dan menghidupi keluarga dengan cara berkebun.

"Dia yang urus makan, minum, dan membersihkan kotoran kami," ungkap sang ayah, Benediktus Poseng dengan mata berkaca-kaca.

Keluarga Risalianus selama ini tinggal di sebuah rumah kecil di Kampung Kota Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Rumahnya hanya berukuran 4x5 meter dan ditinggali tiga orang.

Sementara adik Risalianus tinggal bersama paman di Kampung Pepil yang berada puluhan kilometer dari Kota Tunda.

Sang ayah, Benediktus Poseng terbaring di kamar, yakni di atas pelupuh bambu dan beralas karung berisi kapuk.

Istri Benediktus, Wihelmina Mbi, hanya terbaring di ruang tamu beralaskan beberapa papan.

Lantai rumah masih berbentuk tanah. Pada bagian dapurnya becek jika hujan.

"Kalau hujan begini, saya kesulitan untuk memasak karena atap dapur bocor," ujar Benediktus kepada Kompas.com, Sabtu (20/2/2021),

Istri lumpuh usai melahirkan
Wihelmina mengalami lumpuh dan bisu sejak 2016, yaitu seusai melahirkan anak bungsu.

"Istri saya itu mulai sakit saat melahirkan anak bungsu kami. Saat itu dia pingsan. Dia sempat dirawat di RSUD Ruteng selama tiga minggu," ujarnya.

Saat itu Wihelmina tidak bisa berbicara karena lidahnya tertarik ke dalam.

Hal tersebut dirasakan sang istri sepulang dari rumah sakit.

Sedangkan Benediktus mengalami kelumpuhan sejak 2019. 

Kakinya tidak bisa digerakkan sepulang dari kebun.

"Kalau saya, awalnya itu saya rasa nyilu di tulang. Kemudian kaku dan tidak bisa jalan," ucapnya.

Dengan kondisi tersebut, Benediktus dan Wihelmina hanya bisa berbaring sepanjang hari dan hanya mengandalkan anaknya, Risalianus.

Sejak saat itu Risalianus banting tulang demi keluarga, salah satunya dengan memanfaatkan kebun kopi dan kemiri.

Baca juga: Arti Mimpi Melahirkan, Ada 10 Tafsir Mimpi Berbeda, Simak Penjelasannya

Baca juga: Akses ke Ladang Terhalang, Warga Bongkar Pagar Pembatas Jalan Tol

Baca juga: Pasca Lima Nasabah Alami Kerugian Hilangnya Saldo, Nasabah Bank BRI Bojonegoro Ramai Datangi Kantor

Baca juga: Babak Pertama Atalanta vs Real Madrid di Liga Champions, Lawan 10 Orang Tim Zidane Masih Buntu

"Pulang sekolah dan hari-hari libur. Setelah dia urus makan untuk kami, dia ke sawah atau ke kebun. Hasilnya itu supaya kami bisa makan dan beli kebutuhan sehari-hari," ujar dia.

Sementara tanaman padi di sawah biasa panen dua kali dalam setahun.

Mereka menggantungkan hidup dari belas kasih tetangga dan Komunitas berbasis gerejani (KBG), kelompok doa di tingkat keluarga.

Keluarga Risalianus juga mendapatkan dana Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Manggarai, Markus Makur | Editor : David Oliver Purba)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved