Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Lantik 17 Bupati dan Wali Kota, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Kutip Pesan Bung Karno

Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang presiden sekali pun ada batasnya

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Hermawan Handaka
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melantik 17 kepala daerah terpilih hasil Pilkada Serentak 2020. Pelantikan digelar sebagian online dan offline, Jumat (26/02/21). Pelantikan ini digelar di Gedung Gardhika Bhakti Praja kompleks kantor Gubernur Jawa Tengah dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. (Humas Provinsi Jawa Tengah) 

Lantik 17 Bupati/ Wali Kota, Ganjar Kutip Pesan Bung Karno

 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG- "Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang presiden sekali pun ada batasnya.

Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan tuhan Yang Maha Esa"

Begitulah kutipan yang disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebelum memulai sambutan di depan bupati/ wali kota terpilih.

17 bupati/ wali kota terpilih hasil pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020 di Jawa Tengah dilantik Gubernur Ganjar Pranowo, Jumat (26/2/2021).

Pelantikan dilakukan dengan dua skema yakni secara daring dan luring.

Hanya tiga kepala daerah yang mengikuti pelantikan melalui luring atau secara langsung di Gedung Gradhika Bhakti Praja kompleks Kantor Pemprov Jateng.

Tiga pasangan wali kota/ bupati dan wakilnya tersebut yakni dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kendal.

Ganjar menuturkan kutipan sang proklamator Bung Karno tersebut membayangi pikiran dan hatinya ketika dilantik dan melantik pemimpin daerah.

"Ungkapan ini membuat gamang sekaligus khawatir, sebenarnya jabatan ini sebuah amanah atau justru musibah.

Sebenarnya tergapainya jabatan ini demi gengsi sendiri atau penuangan sebuah perjuangan untuk memperbaiki keadaan," ucapnya.

Menurutnya, sumpah yang diucapkan kepala daerah yang baru dilantik bukan merupakan kalimat protokoler. Tapi mantra yang mengikat dari saat diucap sampai hari terakhir menjabat.

Kemudian, lanjutnya, kitab suci yang dijadikan persaksian sepenuhnya merekam janji sampai dihadapan manusia dan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Ketika tanggug jawab ditimpakan dipundak kita, tidak kehabisan jalan untuk melahirkan kebaikan.

Berulang kali melakukan kesalahan masih saja diberikan kesempatan seolah- olah alam yang menjadi saksi mengatakan 'mlakumu tekan endi, sampai kapan awakmu netepi laku sing ora bener' (jalanmu sampai mana. Sampai kapan kamu melangkah di jalan yang tidak benar)," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved