Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Feature

Kisah Pembuat Kaki Palsu di Tegal, Kehilangan Kaki Karena Kecelakaan, Kini Penuhi Kebutuhan Difabel

Kisah pahit pernah dialami oleh Anas Hidayat (54), warga Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal

Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muslimah

TRIBUNJATENG.COM,TEGAL - Kisah pahit pernah dialami oleh Anas Hidayat (54), warga Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. 

Ia harus kehilangan kaki kanannya akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi 28 tahun silam di Brebes. 

Anas yang saat itu bekerja sebagai sales permen pun akhirnya berhenti. 

Ia sempat merasakan patah semangat. 

Namun semua kembali setelah teman-teman sesama difabel memberikan semangat.

Baca juga: Andi Arief Tegaskan KLB Demokrat Harus Seizin SBY, Kalau Tidak Berarti Kerumunan Ilegal

Baca juga: Lewat TikTok, Milter Myanmar Tebar Ancaman Kematian bagi Pengunjuk Pasa Penentang Kudeta

Baca juga: Pengakuan Melissa Bule Perancis Mau Dinikahi Indra, Mas Kawin Cobek hingga Seperangkat Alat Shalat

Bahkan kini Anas menggeluti pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan para penyandang disabilitas fisik.

Anas Hidayat warga Kota Tegal, sedang merakit kaki palsu, Rabu (3/3/2021).
Anas Hidayat warga Kota Tegal, sedang merakit kaki palsu, Rabu (3/3/2021). (TribunJateng.com/Fajar Bahruddin Achmad)

Ia membuat kaki dan tangan palsu berbahan resin di rumahnya yang beralamat di Jalan Kurma No 24, Kota Tegal. 

Anas bercerita, ia mulai belajar membuat kaki dan tangan palsu pada 2004. 

Saat itu niat awal membuat kaki palsu hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri. 

Namun setelah jadi ternyata kaki palsu buatannya terasa lebih nyaman. 

Kemudian pada 2005, ia pun mulai membuka usaha kaki dan tangan palsu. 

"Akhirnya dari mulut ke mulut, teman-teman difabel ada yang ke sini, ada yang lewat telepon. 

Alhamdulillah sekarang banyak yang tahu. Termasuk dari luar kota, Slawi, Pekalongan, Brebes, sampai Bumiayu," kata Anas kepada tribunjateng.com, Rabu (3/3/2021). 

Anas mengatakan, ia menggeluti usaha kaki dan tangan palsu bukan sekadar untuk kepentingan ekonomi. 

Ia menilai, kaki dan tangan palsu menjadi kebutuhan bagi para penyandang disabilitas fisik. 

Seperti temannya bernama Udin yang sehari-hari bekerja sebagai sopir truk. 

Ia mengatakan, setelah mengalami kecelakaan dan kehilangan kakinya, Udin sempat putus asa dan banyak merenung di kamar. 

Namun setelah memakai kaki palsu, aktivitasnya sebagai sopir truk berjalan seperti semula. 

"Seperti Pak Udin truk sopir gandeng. Alhamdulillah sampai sekarang bisa nyopir lagi. Jadi aktivitasnya seperti biasa. Seakan-akan tidak kehilangan kaki," ungkapnya. 

Anas mengatakan, ia sendiri mengalami kecelakaan pada 1993. 

Saat itu ia sedang mencari nafkah sebagai sales permen di Brebes. 

Ia mengalami kecelakaan tertabrak mobil Kijang dan harus kehilangan kaki kanannya. 

Anas mengatakan, orang yang mengalami kecelakaan dan kehilangan kaki atau tangannya pasti merasakan jatuh. 

Ia pun pernah merasakan begitu. 

Namun menurutnya hal itu bukan alasan untuk berhenti bekerja dan memenuhi nafkah keluarga. 

Anas bersyukur, meski kehilangan kaki, ia bisa membesarkan kedua anaknya hingga dewasa dan sudah bekerja. 

"Alhamdulillah kedua anak saya semua sudah bekerja. Jadi hasil usaha kaki dan tangan palsu saya saat ini untuk tabungan dan memenuhi kebutuhan," katanya. 

Anas mengatakan, usaha kaki dan tangan palsunya terus berjalan di masa pandemi Covid-19. 

Pemesanan masih ada meski jumlahnya menurun. 

Ia mengatakan, paling sedikit ada satu pesanan dalam sebulan. 

Namun ada beberapa instansi yang secara rutin memesan kaki palsu tiap tahunnya.

Anas Hidayat warga Kota Tegal, menunjukkan kaki palsu buatannya, Rabu (3/3/2021).
Anas Hidayat warga Kota Tegal, menunjukkan kaki palsu buatannya, Rabu (3/3/2021). (TribunJateng.com/Fajar Bahruddin Achmad)

"Biasanya Dinas Sosial Kota Tegal pesan lima, Baznas Kota Tegal pesan satu, dan Baznas Kabupaten Tegal pesan dua," ujarnya. 

Anas mengatakan, kaki palsu di bawah lutut dijual seharga Rp 3,5 juta. 

Lalu kaki palsu di atas lutut dijual seharga Rp 4 juta. 

Sementara tangan palsu dijual seharga Rp 3 juta. 

Anas mengatakan, ia akan mendatangi pemesan untuk mengukur ukuran kaki atau tangannya terlebih dahulu. 

Tiga hari kemudian kaki atau tangan palsu sudah jadi.

Masyarakat yang ingin memesan bisa menghubungi nomer handphone-nya 082327894505.

"Untuk bahan yang digunakan pakai resin. Untuk telapak kakinya pakai karet," jelasnya. (fba)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE : 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved