Berita Blora
Harga Gabah di Blora Rp 3.500, Pupuk Sulit: Wong Tani Remuk!
Sudah pupuknya sulit, harga gabah di Kabupaten Blora anjlok Rp 3.500 bikin petani menangis.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Daniel Ari Purnomo
Dijual nanti kalau perlu,” tandasnya.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Blora, Sudarwanto, mengatakan, hancurnya harga gabah dari petani terjadi di semua kecamatan.
Untuk gabah basah yang proses panennya menggunakan alat perontok padi manual paling tinggi hargaya Rp 3.300 per kilogram.
Sedangkan gabah yang dipanen menggunakan alat perontok yang menggunakan diesel paling tinggi hanya tembus Rp 3.500 per kilogram.
Dia menduga, anjloknya harga gabah karena pandemi Covid-19 yang mengakibatkan harga jual berada pada titik nadir paling rendah.
Karenanya, petani tidak bisa berbuat banyak.
“Petani hanya bisa mengeluh,” katanya.
Merosotnya harga gabah ini diperparah karena sebelumnya pupuk bersubsidi sulit dicari.
Kalaupun ada, stoknya sangat terbatas.
Akhirnya ada beberapa petani yang kemudian menggunakan pupuk nonsubsidi.
Pupuk sulit ditambah harga anjlok, kata Sudarmanto, kabarnya pemerintah hendak melakukan impor beras.
Tentu hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi petani.
“Tidak tahu mau bagaimana lagi, wong tani remuk,” tandasnya. (*)