Human Interest
Sri Sutini Nambal Ban Sejak Suami Buta, Demi Biayai Anak Kuliah di USM
Demi menghidupi keluarga Sri Sutini (41) menekuni pekerjaan sebagai tukang tambal ban.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Kamu fokus kuliah aja nduk.
Biar pintar dan sukses ga kaya ibuk," papar Warga Karangingas RT4 RW 4, Siwalan, Gayamsari itu.
Dia mengungkapkan, penghasilannya sebagai tukang tambal ban rata- rata sehari mampu mengantongi Rp 60 ribu.
Uang tersebut digunakan untuk makan bertiga dan menyisihkan uang buat biaya anaknya kuliah.
Pernah dia hanya dapat uang Rp15 ribu dalam sehari.
Namun dia mengaku, selalu bersyukur dengan rezeki yang diberikan Allah SWT.
Lantaran dari rezeki selama ini mampu menghidupi keluarga.
"Gusti Allah sudah baik sama kita jadi harus disyukuri," katanya.
Saat bekerja, lanjut dia, tak mau dibedakan dengan laki-laki.
Meski demikian, kadang masih ada konsumen yang merasa iba terhadapnya.
Menurut para konsumen pekerjaan tambal ban seharusnya dilakukan laki-laki sebab terhitung berat.
"Konsumen kadang kaget kog yang tukang tambal ban perempuan, biasanya kan laki-laki sangar," terangnya.
Akan tetapi Sri acuh saja, dia tetap semangat menjalani pekerjaan tersebut.
Tak dipungkiri Sri, adakalanya konsumen memberikan uang lebih saat menambal ban di tempatnya.
"Tentu berterima kasih namun prinsip saya harus bekerja pantang minta," ungkapnya.