Berita Kabupaten Tegal
Bupati Tegal Umi Azizah Bergetar Hatinya saat Membuka Rakor Satkorwil Banser GP Ansor Jateng
Bupati Tegal Umi Azizah, mengaku bersemangat dan tergetar hatinya saat mendengarkan lagu Mars Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Bupati Tegal Umi Azizah, mengaku bersemangat dan tergetar hatinya saat mendengarkan lagu Mars Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
Hal tersebut diungkapkan Umi, saat membuka acara Rapat Koordinasi Satkorwil Banser Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah, Rabu (10/3/2021) lalu, di Hotel Grand Dian Guci.
"Kalau mendengarkan Mars Banser dan Subanul Wathan, semangat saya berkobar. Apalagi mars Banser ini sekarang tidak hanya banser saja yang melantunkan, bahkan sekarang saya sering mendengarkan di pertemuan-pertemuan Muslimat NU dan Fatayat NU," kata Umi, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Jumat (12/3/2021).
Bupati yang juga terpilih kembali menjadi Ketua Muslimat NU periode 2021-2026 ini mengatakan, rapat koordinasi wilayah selain memiliki nilai strategis untuk menjalin silaturahim diantara pimpinan Banser di-Jawa Tengah, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk hal lain.
Contohnya sebagai sarana saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman, sekaligus muhasabah tentang kinerja organisasi dengan menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan misi kemanusiaan dan amar ma'ruf nahi
munkar.
Umi mengungkapkan, ia sudah membuktikan jika Barisan Ansor Serbaguna sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama dari Gerakan Pemuda Ansor ini, telah memberikan andil dan sumbangsih besar bagi kehidupan sosial kemanusiaan.
Terutama dalam menjaga ketenteraman, keamanan, dan kenyamanan kehidupan beragama di nusantara hingga memerangi radikalisme.
Di sisi lain, keterbukaan informasi di era internet of things ini, era media sosial justru menjadi ruang yang menyuburkan intoleransi, mendisrupsi rasa
kebangsaan yang sesungguhnya kaya akan nilai budaya, solidaritas, kesantunan, hingga kebersatuan.
"Ditengah situasi global yang bergerak sangat cepat yang terkadang arahnya tidak menentu, tentu banyak pihak yang ingin memanfaatkan sisi lemah kehidupan kebhinekaan negara," tambah Umi.
Fenomena ini menurut Umi memang sangat sulit sekali dibendung.
Dirinya mengharapkan Banser sebagai gerakan pemuda bisa mencegahnya dengan mencetak kader-kader dan generasi yang berpendidikan, yang selalu berbuat baik, berbicara baik, berpikiran positif, dan berakhlakul karimah.
Forum yang juga dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah Sholahuddin Aly, dan Kepala Satuan Koordinasi Wilayah Barisan Ansor Serbaguna Jawa Tengah Muchtar Makmun, fokus membahas program-program strategis yang akan dijalankan satu tahun kedepan.
Sementara itu Ketua PW GP Ansor Jateng yang akrab dipanggil Gus Sholah, dalam sambutanya juga menyoroti tentang pengkaderan.
Menurutnya di Jawa Tengah bahkan nasional, gelombang minat menjadi anggota Ansor sangat luar biasa, terutama Banser.
Hal tersebut, menurut Gus Sholah, menuntut agar masing-masing satuan kordinasi menyiapkan formula pengkaderan yang ketat.
"Kita sadar anggota kita di Jateng saja sampai ribuan, jangan sampai kecolongan, seleksi dalam kaderisasi harus dilakukan, memastikan orang tersebut layak atau tidak menjadi kader dari tahap awal penerimaan," pesan Gus Sholah.
Dirinya menambahkan, beberapa satuan khusus di tubuh banser juga harus ditingkatkan kemampuannya sejalan dengan perkembangan era digital.
Senada dengan Gus Sholah, Muchtar Makmun menegaskan, kaderisasi Banser harus sangat hati-hati mengingat dengan meningkatnya animo masyarakat bergabung dengan Banser.
"Tidak butuh anggota banyak tetapi tidak satu komando, yang ada saja diberdayakan dan ditingkatkan," tambah Makmun.
Dalam forum ini, menurut makmun akan mengefaluasi program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang yang sudah direncanakan pada tahun 2020 lalu di Boyolali.
Tak hanya itu, forum tersebut juga membahas informasi terkait kelompok radikal. (dta)