Kabupaten Tegal
Kisah Ali Mujiono Lulusan SD di Tegal Bertansformasi Dari Penjual Asongan jadi Pengusaha
Hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) tidak menjadi penghalang bagi Ali Mujiono untuk tetap menjalani hidup.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) tidak menjadi penghalang bagi Ali Mujiono untuk tetap menjalani hidup dan meraih kehidupan yang lebih baik di tengah keterbatasan.
Pengalaman dan ilmu tidak hanya bisa diraih saat mengenyam pendidikan saja, dan hal itu dibuktikan oleh Ali Mujiono saat dirinya pada akhirnya berhasil merintis usaha Kalimasada Horsebow.
Belajar mengenai banyak hal bisa dilakukan di mana saja tidak hanya di ruang kelas, bisa memanfaatkan media sosial seperti Facebook ataupun lainnya.
Itulah yang dilakukan Ali Mujiono yang merupakan warga Desa Harjasari, RT 07/RW 04, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Baca juga: Kanwil Kemenkum Jateng Gelar Rapat Harmonisasi Ranperda dan Ranperbup Kabupaten Tegal
Baca juga: HUT Himpaudi Jadi Momentum Perjuangan Kesetaraan Guru PAUD Formal dan Nonformal di Kabupaten Tegal
Saat ditemui di rumahnya pada Selasa (14/10/2025), Ali Mujiono bercerita mengenai perjalanan hidupnya dari awal sampai titik mampu membangun usaha Kalimasada Horsebow yang peminatnya dari berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.
Awalnya Ali Mujiono merantau untuk bekerja sebagai kuli bangunan yang saat itu membangun sebuah kontrakan dekat Pasar Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sekitar tahun 2010.
Dalam waktu dua bulan proyek sudah selesai dan Ali Mujiono mulai memutar otak bagaimana tetap bisa bertahan hidup di perantauan dengan hanya memiliki sisa uang Rp100 ribu.
Dengan sisa uang yang ada, Ali Mujiono memutuskan untuk diputar sebagai modal berjualan asongan yang saat itu menjual rokok.
Dia kemudian meminta kardus bekas dan memulai menjadi pedagang asongan di sekitar Pasar Parung.
Setelahnya bertambah selain rokok juga menjual air mineral.
Ali Mujiono mulai melakukan aktivitas berjualan asongan sejak dini hari sampai pukul 03.00 WIB karena Pasar Parung buka 24 jam.
Biasanya dari pukul 03.00 WIB Ali Mujiono mampir ke warnet untuk mencari berbagai informasi seperti ilmu tentang marketing, motivasi usaha dan lainnya.
Untuk menambah penghasilan, pria 38 tahun ini selain berjualan asongan juga menjual pulsa elektrik mengambil dari konter kenalannya.
"Singkatnya saya mulai berpikir untuk memulai usaha. Ketika berjualan asongan tenaga semakin terkuras karena harus berjalan kaki keliling hampir seharian. Setelahnya saya sempat membuka warung kopi sekitar dua tahun tapi ternyata digusur, kemudian beralih menjual tahu mentah di Pasar Parung. Karena berjualan saat malam hari, maka waktu pagi sampai siang hari ada waktu luang saya iseng membuat kerajinan apa saja," cerita Ali Mujiono, pada Tribunjateng.com.
Sangat senang memanfaatkan waktu untuk mencari segala informasi di Facebook, sampai akhirnya Ali Mujiono tidak sengaja melihat postingan orang berlatih memanah.
HUT Himpaudi Jadi Momentum Perjuangan Kesetaraan Guru PAUD Formal dan Nonformal di Kabupaten Tegal |
![]() |
---|
Kebahagiaan Endang di Tegal Kini Punya Rumah Layak Huni, Sebelumnya Nyaris Roboh |
![]() |
---|
UPDATE Perbaikan Jembatan Dekat Pasar Kemantran Tegal, Rampung Oktober 2025 |
![]() |
---|
Perkuat Kolaborasi Smart City, Pemkab Tegal Siap Wujudkan Keberlanjutan Indonesia Emas |
![]() |
---|
Deklarasi Damai, Bupati Tegal Ischak Ajak Semua Pihak Jaga Kondusivitas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.