Berita Pemalang
Soal Kabar Jalan Ditembok karena Kalah Pilkades di Pemalang, Andrianto Tuntut Permintaan Maaf
Andrianto meminta keluarga Suharto yang sudah memberi keterangan ke media untuk meminta maaf, dan melakukan publikasi atas kabar jalan ditembok itu
Penulis: budi susanto | Editor: m nur huda
Penulis : Budi Susanto
TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Kekesalan Susatyo Andrianto warga Desa Widodaren, Kecamatan Petarukan Pemalang tak terbendung.
Ia geram lantaran keluarganya diberitakan menutup jalan warga dengan membangun tembok permanen.
Saat ditemui di Mapolsek Petarukan, Andrianto yang merupakan putra dari Sukendro meluap-luap menyampaikan kekesalannya.
Baca juga: Viral 3 Rumah Terisolasi Jalan Ditembok Pemilik Tanah yang Kalah Pilkades di Pemalang, Ini Faktanya
Baca juga: 3 Nelayan Palestina Tewas Setelah Drone Tersangkut Jala Kemudian Meledak di Laut Gaza
Baca juga: Atta Halilintar Menangis Saat Lamar Aurel, Ashanty Duduk Berdampingan dengan Krisdayanti
Baca juga: Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 800 Juta, CEO Indodax Prediksi Bisa Lebih Tinggi Lagi
"Katanya kalah Pilkades lalu menutup jalan desa, itu bukan jalan desa, itu tanah pribadi kami. Tanah itu bersetifikat atas nama Mindarwati ibu saya," terangnya, Sabtu (13/3/2021).
Ia menegaskan, pembangunan yang dilakukan tidak ada hubungan dengan Pilkades 2020.

"Memang saya nyalon pada 27 Desember, tapi pembangunan dilakukan pada Februari lalu dan ada IMB nya, Polsek juga mengetahui itu. Masak satu tahun berselang disangkutkan dengan Pilkades, apa lagi diberitakan, terus terang kami tidak menerimanya," paparnya.
Ia kembali berkoar, akses jalan yang tertutup tidak benar, karena masih ada jalan lainya, bahkan kendaraan roda dua bisa melintas.
"Memang untuk roda empat tidak bisa, tapi roda dua masih bisa melintas, berarti bukan terisolir," katanya.
Andrianto pun meminta keluarga Suharto yang sudah memberi keterangan ke media untuk meminta maaf, dan melakukan publikasi terkait permintaan maaf tersebut.
"Kami membuka hati, dan akan memberikan jalan tambahan sepanjang 25 meter dengan lebar 1 meter dengan harga Rp 150 juta, harga itu sudah termasuk bangunan yang kami bangun.
Namun dengan catatan, keluarga Suharto meminta maaf dan mempublikasi ke media yang telah memberitakan bahwasannya kami menutup akses jalan mereka," terangnya.
Atas pemberitaan tersebut, Andrianto menuturkan keluarganya dirugikan, karena membuat masyarakat berasumsi keluarga Sukendro menutup jalan desa.
"Orang yang tidak tahu, mengira kami sekeluarga menutup akses desa, padahal itu tanah pribadi. Nama baik keluaraga kami juga tercemar dengan pemberitaan tersebut," imbuhnya.
Sementara itu Sekendro yang mendampingi putranya, kembali menegaskan, tanah tersebut tanah pribadi dan bukan akses jalan.