Pelecehan Seksual
Perempuan Tunanetra Semarang Disuruh Pegang Alat Vital: Lapor Polisi Tak Ada yang Percaya
Aninda seorang disabilitas tuna netra low vision menjadi korban kekerasan seksual.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Dia sontak lari ke depan rumah.
Dia syok dan bingung atas peristiwa yang baru saja dialaminya.
Pasalnya pelaku adalah calon ayah tirinya yang sebentar lagi menikah dengan ibunya.
"Saya kalut dan menelepon tukang ojek langganan saya untuk menjemput," terangnya.
Sikap pelaku, kata dia, sempat ketakutan dan membujuknya untuk kembali masuk ke rumah.
Namun dia menolak dan tetap kukuh untuk pulang serta tak mau masuk ke rumah kontrakan.
"Setelah sampai di rumah entah kenapa ibu saya marah-marah kepada saya.
Tentu hal itu membuat saya semakin takut dan enggan bercerita soal kejadian itu," paparnya.
Dia mengungkapkan, mulai berani bercerita saat menjelang pernikahan ibunya dan pelaku.
Menurutnya hal itu perlu dilakukan lantaran menyangkut masa depannya andai hidup satu rumah dengan pelaku.
"Saat saya bercerita ibu malah mengabaikan jadi saya bingung mau cerita kemana.
Tak ada teman untuk bercerita," terangnya.
Hingga kini, akunya, masih menyimpan sakit hati.
Dia jengkel lantaran tak ada orang yang mau mendengar ceritanya.
"Ya masih dendam saja di hati masih jengkel.