Berita Klaten
Mirip di Tuban, Satpam di Klaten Bakal Jadi Miliarder, Dapat Ganti Rugi Tol Solo-Yogya Rp 2,5 Miliar
Seperti nasib seorang Satpam Pabrik bernama Wahyu Tri Hananto (38) warga RT 01 RW 02, Dukuh Mendak, Desa Mendak, Klaten.
Mulyana mengatakan, sawahnya ditawar sekitar 600 ribu per meter, sudah lebih tinggi dari harga pasaran saat ini.
"Harga tawar disini lebih tinggi dibanding harga nila jual objek pajak (NJOP) Rp 250 ribu per meter, saya setuju dengan penetapan harga tersebut," ujar Mulyana.
"Nanti mau saya pakai naik haji sama istri dan 4 anak saya," papar dia.
Bahkan, untuk mengurus ganti rugi tanahnya tersebut, dia sampai mengambil cuti kerja dari kantornya di Bekasi.
Sementara, warga lainnya, Sartono (49) akan menggunakan uang yang dia dapat untuk membeli sawah lagi.
"Tanah saya dihargai Rp 710 Juta, saya kalau dapat, beli tanah di sini lagi, kalau tidak di desa tetangga," kata dia.
Tanah Kas Desa Ikut Tergusur
Kawasan Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten termasuk wilayah yang dilintasi proyek Tol Solo-Jogja.
Ada sebanyak 131 bidang tanah di Desa tersebut yang terdampak.
Kepala Desa Kranggan, Gunawan Budi Utomo mengatakan, selain sawah dan rumah warga, ada juga tanah kas desa yang terdampak.
"Kalau di desa kami ini juga terdampak proyek tol," papar dia, Selasa (16/3/2021).
Dari total 131 bidang tanah yang terdampak, ada 8 bidang tanah kas desa yang ikut tergusur proyek.
Sebanyak 8 bidang tanah desa itu seluas 8.000 meter persegi.
" Tanah kas desa yang terdampak adalah tanah Sekdes dan Bendahara, 2 makam, Masjid, Mushola, dan Gedung bekas sekolah dasar," ucap Gunawan.
Sementara, sisa tanah terdampak lainnya berada di kawasan RT 14 RW 9.