Berita Semarang
Sambut Dies Natalis, FPK UIN Walisongo Ziarah ke Pekalongan
FPK UIN Walisongo Semarang melakukan ziarah di Makam Habib Ahmad dan Habib Hasyim bin Umar, Pekalongan.
Penulis: m zaenal arifin | Editor: sujarwo
lihat foto
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) UIN Walisongo Semarang melakukan ziarah di Makam Habib Ahmad dan Habib Hasyim bin Umar, Pekalongan Kamis (18/3/2021).
Ziarah ini merupakan serangkaian acara Dies Natalis ke-51 UIN Walisongo. Ziarah ini diikuti oleh seluruh pimpinan fakultas dan prodi di FPK UIN Walisongo.
Dekan FPK, Prof Syamsul Ma'arif, menyambut gembira kegiatan ini. Ia mengatakan, UIN Walisongo sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tidak boleh terlepas dari semangat para wali dan masyayikh.
"Semangat ini terus kita jaga salah satunya dengan ziarah ke makam makam para para wali dan masyayikh," kata Prof Syamsul.
Prof Syamsul juga menyatakan bahwa kegiatan ini sebagai kontinuitas merawat budaya wali. Selain itu, ziarah juga sebagai wahana penguatan semangat keberagamaan, keimanan, dan ekspresi yang meniru model dakwah moderasi yang dikembangkan oleh para wali. Hal ini masuk dalam pengembangan Fakultas Psikologi dan Kesehatan ke depan.
"Di era disrupsi digital yang membawa dampak negatif bagi akar kultural, ziarah bisa dikatakan sebagai refleksi muhasabah untuk selalu mengingat wejangan yang telah ditanamkan oleh para leluhur," ujarnya.
Kegiatan ziarah dimulai di makam Habib Ahmad kemudian dilanjutkan menuju makam Habib Hasyim bin Umar. Juru kunci makam Habib Ahmad mengatakan bahwa peran para habaib di pekalongan sangat besar pengaruhnya untuk peradaban islam di Nusantara.
Bahkan sampai sekarang, peran besar habib Ahmad dan Habib Hasyim masih teruskan oleh para penerusnya. Ini adalah bukti bahwa andil habaib sangat berpengaruh untuk islam di nusantara.
Dies Natalis tahun ini, UIN Walisongo menyongsong tema "Meneguhkan Semangat Moderasi Beragama". Pada moment Dies Natalis kali ini, UIN Walisongo hendak merevitalisasi semangat moderasi para wali dan masyayikh di Indonesia.
Khususnya pada era sekarang, masyarakat perlu ditumbuhkan semangat dan tradisi moderasi yang sudah ditanamkan para wali dan masyayikh sejak zaman dahulu. (*)
