Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Pengusaha di Kota Semarang Mulai Bersiap Terima Anak Kos

Sejak pandemi Covid-19 banyak sektor usaha yang terdampak. Satu di antaranya sektor usaha rumah kos yang berlokasi di sekitar perguruan tinggi.

Editor: iswidodo
tribunjateng/faizal m affan
Sejak pandemi Covid-19 banyak sektor usaha yang terdampak. Satu di antaranya sektor usaha rumah kos yang berlokasi di sekitar perguruan tinggi. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejak pandemi Covid-19 banyak sektor usaha yang terdampak. Satu di antaranya sektor usaha rumah kos yang berlokasi di sekitar perguruan tinggi. Kos-kosan jadi sepi penghuni. Bahkan sebagian ditulisi "dijual cepat".

Hal itu terjadi karena pemberlakuan pembelajaran jarak jauh atau daring, sehingga mahasiswa melakukan kuliah dari daerahnya masing-masing, tidak harus kos di Kota Semarang. Pengusaha kos-kosan dengan modal tipis atau dana pinjaman bank, jadi kelimpungan. Namun bagi warga asli Kota Semarang yang memanfaatkan sisa pekarangan untuk dibangun kos-kosan masih bisa bertahan meski pendapatan berkurang.

Tribun Jateng menelusuri lokasi-lokasi di sekitar kampus. Pertama menyusuri jalan dan gang di Pleburan, di mana dekat dengan kampus (lama) Undip dan Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP). Di wilayah tersebut, ada beberapa rumah yang ditempeli papan bertulis 'DIJUAL' lengkap dengan nomor telepon.

Dari gang satu hingga lainnya, tim Tribun Jateng terus mencoba mencari rumah kos yang dijual oleh pemiliknya. Ada beberapa rumah kos dijual. Sebut saja di Jalan Singosari IV no 18, Pleburan, Semarang. Depan SDN Pleburan 03 Semarang, atau 100 meter dari PIP. Rumah kos satu lantai tersebut, tampak berpagar besi warna biru. Pada bagian temboknya sudah ada yang mulai ditumbuhi lumut.

Pada sisi samping pintu masuk utama, tertulis 'TERIMA KOST PUTRA PIP / PELAUT' dan 'KOS PUTRA PIP / MHSWA / KARYAWAN HUB 0858751912xx'. Tak jauh dari pintu masuk utama rumah kos, juga terdapat tulisan 'JUAL HESTY 0813250055xx'. Di rumah tersebut tampak sampah berserakan di teras kos.

Ketika dikonfirmasi oleh tim Tribun Jateng, nomor ponsel yang tertera pada jendela rumah sudah tidak aktif lagi. Sedangkan nomor Hesty yang tertera pada tulisan jual saat dihubungi pun juga tidak diangkat.

Kemudian tim mencoba bertanya dengan satu di antara warga yang kebetulan melintas. Nanang panggilannya, mengatakan rumah kos tersebut sudah satu tahun terakhir kosong maupun tak dihuni lagi. "Tapi kalau tulisan dijual itu sepengetahuan saya baru beberapa bulan lalu dipasang. Di sini banyak kos yang dijual pemiliknya," jawabnya.

Selain di wilayah Pleburan Semarang, tim Tribun Jateng juga mencoba menelusuri wilayah Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Di wilayah tersebut juga banyak terdapat rumah kos yang dihuni mahasiswa Unnes.

Saat berkeliling mencari rumah kos yang dijual, tim Tribun Jateng menemukan satu di antara rumah kos yang dijual. Rumah kos tersebut terletak di Dusun Ampel Gading, Kelurahan Kalisegoro.

Rumah kos yang memiliki pagar besi warna oranye tersebut, diberi spanduk yang bertuliskan 'Terima KOS Hub. 0821377906xx' dan 'Tanah ini DIJUAL Hub WA Only 0821377906xx HP: 0818027657xx'. Jarak rumah itu sekitar 3 kilometer dari kampus Unnes.

Saat dihubungi oleh tim Tribun Jateng, Ani, pemilik rumah kos tersebut mengatakan, saat ini yang dijual hanya pada bagian tanah sisa saja. Sedangkan rumah kos yang ada di belakangnya sudah dibeli oleh adiknya. "Kalau rumah kos sudah laku pak. Dibeli adik saya sendiri belum lama memang. Itu ada 8 kamar. Kalau tanah yang saya jual luasnya sekitar 400 meter persegi," terangnya.

Harga tanah yang dijual Ani dibandrol dengan harga Rp 15 juta per meter persegi. Sedangkan apabila jika ingin membeli rumah kosnya sekaligus, Ani pun bersedia memberikannya. "Kalau mau cash sekalian rumah kos juga bisa. Tapi nanti saya tanyakan adik saya dulu, dia mau jual berapa," terangnya.

Pakai Listrik Token
Sepinya hunian di rumah kos akibat pandemi sudah setahun dirasakan oleh pemilik kos. Mau tak mau para pemilik kos harus kehilangan pendapatan bulanan.

Satu di antara pemilik kos yakni, Mustakim, menjelaskan, dari beberapa rumah kos yang ia miliki ada yang hanya terisi empat orang saja. Sedangkan rumah kos yang lainnya, masih terisi normal, walaupun tidak penuh.

"Kos yang ada di Jalan Supriyadi Semarang itu yang paling berdampak. Sejak tahun lalu hingga saat ini yang mengisi hanya dua orang. Mentok empat orang. Biasanya yang isi karyawan dan mahasiswa USM," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved