Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Deretan Sanksi untuk Junta Militer Myanmar, dari AS, Uni Eropa hingga Inggris

Militer Myanmar mendapat serangan sanksi bertubi-tubi dari penjuru dunia, mulai dari Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Inggris.

Editor: m nur huda
AP PHOTO/-
Polisi Myanmar memegangi seorang pengunjuk rasa sementara yang lainnya bersiap memukuli dalam insiden di Tharkata, luar Yangon, Myanmar,pada 6 Maret 2021. 

"Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap mereka yang melakukan kekerasan dan menekan keinginan rakyat."

"Kami tidak akan goyah dalam mendukung rakyat Burma," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, merujuk pada nama lama Myanmar.

4. Dua anak Jenderal Min Aung Hlaing masuk blacklist AS

Kemenkeu AS pada Rabu (10/3/2021) mem-blacklist dua anak dewasa pemimpin militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, yakni Aung Pyae Sone dan Khin Thiri Thet Mon.

Selain itu, enam perusahaan yang mereka pegang juga tak luput dari sanksi, akibat kudeta Myanmar sejak 1 Februari dan membunuh para demonstran.

Keenam perusahaan Myanmar yang masuk daftar hitam AS tadi termasuk A&M Mahar yang dipegang Aung Pyae Sone.

Justice for Myanmar menerangkan, A&M menawarkan akses perusahaan farmasi asing ke pasar Myanmar, dengan mencari persetujuan dari BPOM Myanmar.

5. Uni Eropa jatuhkan sanksi ke 10 jenderal Myanmar

Uni Eropa pada Senin (22/3/2021) menjatuhkan sanksi ke 10 petinggi militer Myanmar, termasuk Jenderal Min Aung Hlaing yang memimpin kudeta.

Sanksi untuk Min Aung Hlaing berupa pembekuan aset dan blacklist visa, kata jurnal resmi Uni Eropa yang dikutip AFP.

Blok 27 negara itu pun menambahkan, sembilan petinggi militer lainnya serta kepala komisi pemilihan Myanmar masuk daftar sanksi juga.

Ini adalah hukuman pertama Uni Eropa terhadap kudeta militer Myanmar.

6. Sanksi lagi dari AS

AS pada Senin (22/3/2021) menjatuhkan sanksi terbarunya kepada militer Myanmar, yakni ke Kepala Polisi Than Hlaing dan Letnan Jenderal Aung Soe.

Keduanya dikatakan bertanggung jawab atas penggunaan kekuatan mematikan, yang telah menewaskan ratusan orang di demo Myanmar beberapa pekan terakhir.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved