Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

KUR Pertanian Jadi Angin Segar Bantu Perekonomian Petani di Masa Pandemi

Namun demikian, penyaluran KUR tidak bisa optimal lantaran ada bank yang tidak maksimal dalam pendistribusian KUR pertanian

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
Istimewa
Petani sedang memanen padi di Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Dok Pemprov Jateng/ 

Meskipun demikian, modal usaha untuk produksi sektor pertanian ini harus perlu sosialisasi yang lebih masif lagi. Ini sebagai upaya untuk meyakinkan masyarakat atau petani agar paham dan jelas mekanisme KUR tersebut.

"Masih belum sesuai antara program dan pelaksanaanya, baik  mekanismenya, sosialisasi, mungkin juga ditingkat petani yang menerima itu kadang-kadang itu sosialisasinya harus benar-benar menunjukan permasalahanya," katanya.

Dalam penyaluran KUR pertanian, kata dia, mempunyai banyak faktor yang terjadi terkait persoalan-persoalan teknis. Bisa karena programnya terlambat, realisasinya susah, masyarakat atau petani salah menangkap masalah kredit.

Namun, lanjutnya, banyak juga yang berhasil memanfaatkan KUR sektor pertanian dan dianggap sangat menjanjikan.

Kementan menyebutkan kredit macet KUR pertanian sangat kecil. Dari total Rp 55 triliun yang tersalurkan, hanya sekitar 0,06 persen yang bermasalah.

Hingga saat ini, kata Wiludjeng, jangkauan KUR sektor pertanian tersebut sudah masif di masyarakat dan sudah sampai ke desa-desa. Hanya saja, tinggal dibutuhkan sosialisasi yang masif terkait persoalan teknis dan prospek.

"Ada yang menarik diri tidak ingin mengambil kredit, tapi ada juga yang dalam kelompok tani, mereka sudah punya ekspektasi bagus terhadap hasil usahanya, sehingga banyak yang mau mengambil kredit," imbuhnya. (mam)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved