Berita Regional
Namanya Kampung Pitu karena Hanya Dihuni 7 Keluarga, Pantang Gelar Pertunjukan Wayang Kulit
Siapa sangka ada kepercayaan unik yang dipegang erat oleh masyarakat kampung di sekitar puncak Gunung Api Purba tersebut.
Sehingga, warga kampung pitu memegang kepercayaan untuk tidak menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit.
Masyarakat di Kampung Pitu juga masih teguh dengan beberapa tradisi, misalnya dalam membangun rumah dan upacara-upacara.
"Mau mendirikan rumah pun harus sesuai perhitungan masyarakat Jawa pada umumnya, harus ada hari yang tepat. Selain itu ada kenduri," kata Yatnorejo.
Siapkan penerus untuk tinggal di Kampung Pitu
Yatnorejo, sebagai sesepuh desa mengatakan, warga juga akan menyiapkan penerus untuk menempati Kampung Pitu.
Dia akan menunjuk satu anaknya untuk menemaninya tinggal di tempat tersebut.
Meski jauh dari pusat keramaian, hal itu tak menyurutkan minat generasi berikutnya untuk tinggal di sana.
Salah satunya Sarjono yang merupakan menantu Yatnorejo.
"Ingin tinggal di sini suatu saat nanti," akunya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Kampung Pitu, Hanya Dihuni 7 Keluarga Sejak Dulu hingga Pantang Gelar Pertunjukan Wayang Kulit"
Baca juga: Tak Berdaya Setelah Diserempet Truk Pacar, Pemandu Karaoke Ini Diseret Pria Mabuk lalu Dirudapaksa
Baca juga: Polisi Baku Tembak dengan Kawanan Perampok di Tasikmalaya, 1 dari 3 Tertangkap
Baca juga: Melahirkan, Gadis 13 Tahun Ini Ternyata Dihamili Ayah, Ibu Tahu tapi Tak Melaporkannya karena Malu
Baca juga: Dokter Kaget dengan Temuan Cacing Pita 17 Meter yang Dikeluarkan dari Pantat Seorang Pasien