Berita Tegal
Organda Kota Tegal Nilai Larangan Mudik Tidak Adil: Banyak Travel Gelap Berkeliaran
Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Tegal menyatakan menolak kebijakan pemerintah tentang larangan mudik Lebaran 2021.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Tegal menyatakan menolak kebijakan pemerintah tentang larangan mudik Lebaran 2021.
Mereka menilai kebijakan tersebut tidak adil bagi para pelaku usaha angkutan umum.
Ketua Organda Kota Tegal, Popo mengatakan, kebijakan pemerintah untuk melarang mudik lebaran itu tidak adil.
Baca juga: Kecelakaan Karambol di Flyover Kalibanteng Semarang, Accord Rem Blong Nyaris Digasak Truk Dump
Baca juga: Soal Impor Beras Bupati Kendal Dico dan Wakilnya Basuki Beda Pendapat
Baca juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Senyum-senyum Lihat Sebuah Bangunan di Solo
Baca juga: Mantan Anggota DPRD Palembang yang Terjerat Kasus Penyelundupan Narkoba Minta Tak Dihukum Mati
Hal itu ia lihat dari pemberlakuan larangan mudik tahun kemarin, pada 2020.
Ia menilai, banyak travel gelap yang justru dengan mudahnya berkeliaran.
Popo mengatakan, travel gelap tersebut juga semua lewat Kota Tegal.
Ada yang dari Surabaya, Wonogiri, bahkan dari Semarang.
"Dengan adanya larangan mudik, apakah pemerintah mampu memastikan semua tidak mudik. Karena kejadian tahun kemarin, travel gelap tetap berkeliaran sampai detik ini," katanya kepada tribunjateng.com, Sabtu (27/3/2021).
Popo mengatakan, saat ini kendaraan roda empat berplat hitam dengan mudahnya menjadi travel gelap.
Bahkan menurut informasi yang didapatkannya, sopir travel gelap itu sudah menyediakan uang Rp 1,5 juta di kendaraan bagian depan.
Uang itu untuk mel-mel atau memberi pengutan liar di jalan.
Menurut Popo, pemerintah semestinya tidak mengeluarkan kebijakan larangan mudik 2021.
Pemerintah bisa memperketat penerapan protokol kesehatan di stasiun, terminal, dan bandara.
"Kalau menurut saya itu diperketat saja mengenai protokol kesehatannya. Baik di stasiun, terminal atau bandara," ungkapnya.
Selain menyebabkan banyaknya travel gelap, menurut Popo, larangan mudik membuat masyarakat untuk nekat.