Penangkapan Terduga Teroris
Istri Terduga Teroris di Banyumas Debat dengan Densus 88 Soal Uang Jual Herbal Saat Rumah Digeledah
Istri terduga teroris yang ditangkap di Yogyakarta, Siti Qonaah angkat bicara seusai rumahnya di Jalan Kenanga, RT 9 RW 2, Purwokerto digeledah
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: m nur huda
Penulis: Permata Putra Sejati
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Istri terduga teroris yang ditangkap di Yogyakarta, Siti Qona'ah angkat bicara seusai rumahnya di Jalan Kenanga, RT 9 RW 2, Kelurahan Sumampir, Purwokerto, Banyumas, digeledah tim Densus 88.
Dia berharap agar suaminya segera dibebaskan jika memang tidak terbukti terlibat jaringan teroris.
Suami dari Siti Qona'ah, berinisial WH (Disebut E pada berita sebelumnya) diketahui ditangkap di Yogyakarta.
"Jika tidak ada bukti-bukti terlibat jaringan teroris, maka segera bebaskan suami saya," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (3/4/2021).
Baca juga: Densus 88 Tangkap 4 Terduga Teroris di Klaten dan Kudus
Baca juga: Densus 88 Geledah Ruang Direktur Ponpes di Sleman, Sita Laptop Hingga PC Menjelang Tengah Malam
Baca juga: Terduga Teroris Asal Purwokerto Ditangkap di Jogja, Rumahnya Digeledah Densus 88
Baca juga: BREAKING NEWS: Warga Purwokerto Heboh Densus 88 Datangi Rumah Terduga Teroris di Sumampir
Terakhir kali suaminya berpamitan akan pergi ke Yogyakarta pada Selasa (30/3/2021).
Dia mengaku tidak tahu mengapa suaminya pergi ke Yogyakarta.
Siti Qona'ah menjalin komunikasi dengan suaminya melalui aplikasi whatsapp.
Sampai pada Jumat, dirinya mencoba mengirim pesan ke suaminya, tetapi tidak aktif.
Dia terkejut pada sore hari ada sejumlah orang dari Densus 88 dan aparat kepolisian mendatangi rumahnya.
"Terkejut, katanya setelah salat Jumat suami saya diamankan," katanya.
Densus 88 menjelaskan padanya jika suaminya telah diamankan kemudian aparat melakukan penggeledahan rumah.
Saat penggeledahan, Siti Qona'ah mengaku sempat berdebat dengan petugas Densus.
Hal itu lantaran aparat hendak menyita uang tunai sekira Rp 8 juta.
"Uang itu murni hasil jualan herbal dan gula merah.
Saya berdebat, karena itu murni keringat saya, akhirnya tidak jadi disita," tambahnya.
Ada juga uang infaq yang merupakan uang recehan sekitar Rp 200 ribu, hendak pula dibawa.
Siti pun akhirnya menegaskan kembali bahwa uang itu itu tidak ada hubungan apapun dengan jaringan terorisme.
Ada beberapa barang bukti yang dibawa Densus 88.
Mulai dari buku-buku, hingga komputer rusak milik suaminya.
Namun, menurutnya tidak ada buku-buku yang menjurus ke ajaran-ajaran menyimpang.
Buku yang dibawa oleh petugas merupakan buku anak-anak.
Dalam rumah tangganya selama ini ia mengaku tidak ada hal yang mencurigakan.
Ia mengaku tidak ada kejanggalan terhadap suaminya sendiri apalagi menjurus ke arah terorisme.
Ketua RT Jarang Ketemu
Densus 88 Antiteror menggeledah rumah terduga teroris berinisial E di RT 9 RW 2, Kelurahan Sumampir, Purwokerto Utara, Banyumas, Jumat (2/4/2021) sore.
Adapun yang bersangkutan ditangkap di Yogyakarta.
Rumah tersebut selama ini merupakan toko buah dan obat-obatan herbal.
Ketua RT 9 Kharisun memastikan aktivitas yang dilakukan oleh Densus 88 hanya melakukan penggeledahan.
"Jadi tadi hanya penggeledehan rumah dan tidak ada penangkapan.
Penghuni yang berada di dalam rumah itu adalah istri dan anaknya, suaminya sudah ditangkap di Jogja," ujar Ketua RT 9 RW 2, Kharisun kepada Tribunbanyumas.com.
Kharisun mengatakan penggeledahan dimulai sekitar pukul 17.00 WIB.
"Intinya tidak ada penangkapan, hanya penggeledahan.
Istri dan anaknya tidak ditangkap karena tidak terlibat," katanya.
Mengenai identitas pasti terduga teroris itu Ketua RT juga tidak dapat memberikan keterangan pasti.
"Kalau suami yang ditangkap di Jogja itu inisialnya E.
Sedangkan istrinya berinisial K," tambahnya.
Kharisun mengaku tidak mengenal secara langsung dari terduga teroris tersebut karena yang bersangkutan sering di luar kota.
"Kalau suami tidak paham secara persis karena jarang pulang dan di luar kota.
Saya sendiri tidak pernah ketemu.
Sedangkan istri suka ikut kumpulan RT dan arisan," terangnya.
Keluarga tersebut diketahui berjualan buah dan obat-obatan herbal.
"Di sini mereka ngontrak belum ada dua tahun," katanya.
Kharisun menambahkan ketika melakukan penggeledahan, Densus 88 tidak melibatkan dirinya saat di lokasi.
Dia justru yang berinisiatif bertanya kepada polisi terkait kegiatan tersebut.
"Jalan aksesnya ditutup semua.
Saya tak ikut masuk dan apa saja yang dibawa juga tidak tahu.
Yang saya tahu ada tiga mobil Densus dan dari Polres. Terus ada yang bersenjata," tuturnya. (*)
(Tribunbanyumas/jti)