Ramadan
Peziarah Nyadran TPU Bergota Semarang Membludak
Tradisi berziarah ke makam jelang bulan suci Ramadhan terlihat di berbagai daerah.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tradisi berziarah ke makam jelang bulan suci Ramadhan terlihat di berbagai daerah.
Termasuk di Kota Semarang, sejumlah tempat pemakaman umum (TPU) ramai oleh para peziarah.
Seperti yang terlihat di TPU Bergota yang terletak di jalan Kiai Saleh, Randusari ini.
Terpantau Minggu (11/4/2021) sejak pagi hingga sore, peziarah datang silih berganti menuju pusara keluarga masing-masing untuk mendoakan mereka yang telah meninggal.
Sebagian ada yang mampir terlebih dahulu ke lapak penjual bunga tabur dan ada pula yang langsung menuju pusara dengan buku doa yang dibawanya.
"Ruwahan ini, biasanya memang banyak peziarah datang," kata Slamet, perawat kubur TPU Bergota.
Tradisi ruwahan atau tradisi yang biasa diadakan pada bulan ruwah (menurut kalender Jawa) atau Syakban (sesuai penanggalan hijriah) ini memang rutin dilaksanakan masyarakat setempat.
Menurut Slamet, keramaian para peziarah di TPU Bergota ini biasanya berlangsung sejak satu minggu sebelum Ramadhan.
Selain mendoakan, di antara warga yang berbondong-bondong datang itu juga melakukan tabur bunga di pusara keluarga yang meninggal.
Menurutnya, warga lebih akrab dengan istilah "nyadran"
"Di sini juga disebut 'nyadran'.
Kalau di desa-desa mungkin nyadran itu ada selamatan, membawa makanan sebagai salah satu rangkaiannya.
Kalau di sini paling satu bulan sebelumnya kami mengadakan bersih-bersih.
Sementara peziarah yang datang mendoakan secara pribadi bersama keluarga masing-masing," ungkapnya.
Lantas Slamet menuturkan, ruwahan ini biasanya akan berlangsung sampai H-1 bulan Ramadhan.
Ia menyebut, masyarakat akan berhenti berziarah selama satu bulan penuh Ramadhan dan kembali berziarah saat Hari Raya Idul Fitri.
"Terakhir besok karena pas puasa sudah sepi. Saya tetap bersih-bersih karena Lebaran ada nyekar lagi," tukasnya.
(*)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :