Berita Internasional
Kisah Tenggelamnya Kapal Selam Kursk, Pelaut Tulis Catatan Harian dengan Darah Sebelum Mati Lemas
Para pelaut yang masih sempat bertahan itu menulis catatan harian dengan darah untuk orang-orang yang mereka cintai, kemudian mati lemas.
TRIBUNJATENG.COM, MOSKWA - Tenggelamnya Kursk menjadi kecelakaan kapal selam terparah di Rusia.
Sebanyak 118 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.
Pada Agustus 2000 kapal selam nuklir Rusia, Kursk, tenggelam ke dasar Laut Barents setelah dihantam rudal kapal perusak Rusia dalam latihan.
Baca juga: Heboh Polwan Umbar Foto Mesra Bareng Pacar Lesbi, Kedoknya Baru Dibongkar Polisi Lain
Baca juga: BREAKING NEWS: Selesai Ngambil Uang di ATM di Semarang Utara Warga Dibacok Kepalanya
Baca juga: Hotma Sitompul Minta Desiree Memecatnya, Hotman Paris Cerita Rasa Terkejutnya Pertama Desi Datang
Baca juga: Sule Buka Suara Soal Isu Keretakan Rumah Tangga dengan Nathalie Holscher: Sudah Mencoba Memperbaiki
Dalam surat kabar Jerman Berliner Zeitung edisi Jumat (8/9/2000) yang dilansir Harian Kompas pada 9 September 2000, dilaporkan bahwa Kursk tenggelam akibat rudal Granit yang dikendalikan radar dan ditembakkan kapal nuklir kelas Kirov, Peter the Great (Peter Agung).
Insiden itu terjadi pada 12 Agustus 2000 sewaktu Armada Utara Rusia sedang latihan.
Laporan itu dan kesimpulannya lalu diserahkan ke Presiden Vladimir Putin pada 31 Agustus 2000, tetapi sampai sekarang penyebab pasti tenggelamnya Kursk masih misteri.
Moskwa semula mengatakan, kecelakaan kapal selam Rusia Kursk karena tabrakan dengan kapal selam lainnya yang kemungkinan milik negara anggota NATO.
Namun laporan itu kemudian diperlunak dan dikatakan mungkin akibat tabrakan di bawah laut.
Kontroversi lainnya yang diberitakan AFP pada Rabu (21/4/2021), otoritas Rusia menolak bantuan dari kapal Angkatan Laut Inggris dan Norwegia.
Alhasil, 118 pelaut di kapal selam Kursk tewas. Mayoritas meninggal saat kecelakaan, dan ada beberapa yang masih bertahan hidup selama sekian hari.
Para pelaut yang masih sempat bertahan itu menulis catatan harian dengan darah untuk orang-orang yang mereka cintai, kemudian mati lemas.
"Ini adalah musibah terburuk Angkatan Laut Rusia," tulis AFP.
Teka-teki rudal
Artikel Berliner Zeitung yang dilansir Harian Kompas menyatakan, laporan terinci memperlihatkan kapal jelajah menembakkan peluru kendali yang dilengkapi dengan sistem pemburu baru.
Rudal itu menerobos air sekitar 20 km jauhnya waktu ledakan bawah air dicatat di atas kapal perusak, kemudian disusul lagi ledakan lain.