Berita Semarang
Tim Divhumas Mabes Polri Gelar FGD Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme di 24 Polda
Tim Divhumas Mabes Polri gelar Forum Grup Disscusion (FGD) Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -Tim Divhumas Mabes Polri gelar Forum Grup Disscusion (FGD) Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme serta Radikalisme yang dilaksanakan Mapolrestabes Semarang, Kamis (22/4/2021).
Kegiatan bertajuk "Terorisme Musuh Kita Bersama" dihadiri Kab

ag Penum Ro Penmas Divhumas Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar dan beberapa tokoh agama, tokoh masyarakat Kota Semarang, serta Akademisi.
Pada FGD tersebut menghadirkan narasumber mantan pelajar dari Suriah asal Indonesia Muhammad Najih Arromadloni.
Menurutnya, radikalisme dikalangan anak muda bangsa indonesia sangat membahayakan generasi muda. Hal ini dapat menciptakan generasi baru menjalani aksi terorisme.
"Paham radikalisme ini sangat berbahaya, karena mereka menciptakan generasi baru untuk menjalani aksi terorisme mereka, dan menjadikan mereka anggota terorisme," ujar dia.
Najih mengatakan konflik di Suriah sekarang ini masih terjadi diakibatkan adanya pemahaman yang berbeda.
"Seperti ISIS yang berada di negara Timur Tengah, berbeda dengan JAD yang ada di Indonesia. Namun pemahamannya hampir sama, dan sangat membahayakan, karena mereka melalui cuci otak kepada generasi muda dengan Radikalisme," paparnya.
Lanjutnya aksi teror ini, memiliki jaringan dari Solo. Terlebih Kota Semarang sangat dekat dengan Solo dan perlu diantisipasi.
"Untuk itu dalam acara ini, saya sampaikan bahaya radikalisme yang bisa menyebabkan generasi muda melakukan aksi teror di negara kita ini. Sebab, mereka sangat mudah melakukan cuci otak kepada anak anak muda sekarang ini," tandasnya.
Kabag Penum Ro Penmas Divhumas Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan Divhumas Mabes Polri memiliki program Kontra Radikal. Program itu menyasar 24 Polda.
"Kami ke sini Jateng merupakan kegiatan ketiga yang dilaksanakan di Polda," tutur dia.
Menurutnya kontra radikal untuk membentengi faham-faham radikal agar tidak masuk ke masyarakat. Terlebih aksi terorisme yang baru saja terjadi menyasar kaum milenial.
"Paska peledakan bom bunuh diri di Makassar pelakunya pasangan suami istri merupakan generasi muda. Termasuk penyerangan di Mabes Polri," ujarnya.
Menurut dia, papar radikalisme yang mengarah ke terorisme mulai merambah generasi muda. Hal ini sangat membahayakan anak anak muda sekarang.