Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Konflik Wadas

Geger Bendungan Wadas Purworejo, Dewan Minta Gubernur Bertindak: Hari Gini Ada Bentrokan

Sosialisasi pembangunan Bendungan Bener Purworejo berakhir ricuh. Warga Desa Wadas Kecamatan Bener bentrok dengan polisi.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: m nur huda
Istimewa
Tangkapan layar animasi konstruksi Bendungan Bener Purworejo 

Penulis: Mamdukh Adi Priyanto

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sosialisasi pembangunan Bendungan Bener Purworejo berakhir ricuh. Warga Desa Wadas Kecamatan Bener bentrok dengan polisi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, bentrokan terjadi karena warga menolak penambangan batu andesit di Desa Wadas yang digunakan untuk material pembangunan mega proyek bendungan yang disebut menjadi tertinggi di Asia Tenggara ini.

Gegeran terkait pembangunan bendungan ini sebetulnya sudah lama terjadi. Sejumlah warga menolak adanya pembangunan bendungan karena dinilai bakal merugikan warga.

Baca juga: 11 Warga Penolak Bendungan Wadas Purworejo Telah Dibebaskan, Polisi Sebut Warga Luar Daerah

Baca juga: Jadwal Imsak & Buka Puasa Besok di Kabupaten Tegal Ramadan Hari ke-14, Senin (26/4/2021). 

Namun, eskalasi terjadi seiring progres tahapan pembangunan bendungan yang masuk prioritas nasional ini.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jateng, Sukirman menyatakan, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo perlu memberikan penjelasan detail kepada masyarakat terkait pembangunan Bendungan Bener ini.

"Penjelasan detail ini perlu diketahui semua pihak, agar semua jelas. Karena bendungan Bener ini masuk proyek strategis nasional. Artinya mereka yang di daerah harus benar-benar paham akan proyek ini. Sehingga baik yang pro maupun yang kontra bisa memahami," kata Sukirman dalam pernyataan tertulis kepada Tribun Jateng, Minggu (25/4/2021).

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jateng, Sukirman.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jateng, Sukirman. (Istimewa)

Sekretaris DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jateng ini menyebut gubernur harus bisa menjelaskan proyek itu dengan segera.

Apalagi ada Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No 539/29 Tahun 2020 tentang Perpanjangan atas Penetapan Lokasi Tanah Bagi Pembangunan Bendungan Bener Purworejo dan Wonosobo.

Mestinya, kata dia, sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat, sekaligus koordinator pemerintahan kabupaten/kota, Gubernur harus paham akan persoalan yang muncul.

"Tentu sekaligus sama-sama mencarikan solusi terbaik. Karena ini sudah menjadi proyek strategis nasional, tentu daerah harus ikut mengamankan. Namun kita harap tidak sampai memunculkan korban, atau merugikan sejumlah pihak," tegasnya.

Tangkapan layar animasi konstruksi Bendungan Bener Purworejo
Tangkapan layar animasi konstruksi Bendungan Bener Purworejo (Istimewa)

Persoalan terbaru yang muncul adalah terjadinya bentrokan terkait penolakan penambangan batu andesit di Desa Wadas.

Batu andesit itu akan digunakan untuk material pembangunan proyek Bendungan Bener Purworejo. Bahkan belasan warga harus diamankan polisi.

"Ini tidak sekadar lokasi untuk pembangunan waduknya, tapi lokasi untuk material. Tentu ini bisa diminimalisir lewat sosialisasi yang massif, untuk kemudian masyarakat dapat memahami akan pentingnya proyek ini," ucap legislator dari daerah pemilihan Jateng XIII (Pekalongan, Batang, Pemalang, Kota Pekalongan) ini.

Pihaknya menyesalkan terjadinya bentrokan itu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved