Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kematian 117 Orang/jam, Pohon-pohon Taman Kota di India Pun Ditebang untuk Kremasi

karena semakin banyak orang yang terus meninggal karena covid-19, lebih banyak kayu dibutuhkan untuk bahan bakar pembakaran

Editor: Vito
PRAKSH SINGH / AFP
Seorang pria menangis ketika melakukan ritual terakhir bagi kerabatnya, di tengah pembakaran jenazah korban yang meninggal karena ovid-19 selama kremasi massal yang diadakan di sebuah halaman parkir krematorium di New Delhi, India, Selasa (27/4/2021). 

Ia juga telah berbicara dengan Presiden AS Joe Biden tentang upaya mengatasi krisis tersebut. Kedua pemimpin negara tersebut juga membahas rantai pasokan untuk bahan baku dan obat-obatan vaksin covid-19.

India juga telah menyerukan angkatan bersenjatanya untuk membantu mengatasi krisis yang menghancurkan.

Kepala Staf Pertahanan Jenderal Bipin Rawat menyatakan, oksigen akan didistribuskan dari cadangan angkatan bersenjata, dan pensiunan tenaga medis akan bergabung dengan fasilitas kesehatan yang berjuang di bawah tingginya kasus.

"Jika memungkinkan, infrastruktur medis militer akan tersedia untuk warga sipil," kata pernyataan pemerintah.

"Udara, Kereta Api, Jalan & Laut, Langit & bumi sedang digerakkan untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh gelombang covid-19 ini," kata Menteri Kesehatan, Harsh Vardhan, di Twitter.

Negara-negara termasuk Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat (AS) telah berjanji memberikan bantuan medis dan mendesak atas keadaan darurat yang membuat rumah sakit di India kewalahan segera diatasi. Sementara Amerika di Kongres AS dan sektor teknologi telah bergabung untuk membantu.

Mitra Reuters ANI melaporkan, pengiriman pasokan alat medis vital dari Inggris, termasuk 100 ventilator dan 95 konsentrator oksigen, tiba di Delhi lebih awal pada Selasa (27/4).

Prancis juga mengirimkan generator oksigen yang dapat menyediakan oksigen sepanjang tahun untuk 250 tempat tidur, kata kedutaan.

Kereta "Oxygen Express" pertama untuk Delhi yang membawa sekitar 70 ton gas yang menyelamatkan jiwa juga sudah mencapai ibukota nasional pada Selasa dini hari.

Melansir Reuters, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan, WHO mengirimkan staf dan pasokan tambahan termasuk perangkat konsentrator oksigen. "Situasi di negara terpadat kedua di dunia itu sangat memilukan," tukasnya. (Kompas.com/Tribunnews)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved