Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Oksigen Medis Langka di India, Pria Ini Dituntut Polisi Minta Bantuan di Twitter, Kakek Kena Corona

Polisi di India menuntut seorang pria bernama Shashank Yadav yang mencoba menggunakan Twitter untuk mencari tabung oksigen bagi kakeknya

Editor: galih permadi
(Sanjay KANOJIA / AFP)
Orang-orang menunggu untuk mengisi ulang tabung oksigen medis mereka untuk pasien Covid-19 di stasiun pengisian oksigen di Allahabad India pada 24 April 2021. 

Satu di antara kisah tragis itu menimpa seorang wanita yang tak disebutkan namanya.

Ia telah kehilangan adiknya yang berusia 50 tahun setelah ditolak berkali-kali oleh banyak rumah sakit.

Ia pun menyalahkan Perdana Menteri Narendra Modi atas krisis yang seharusnya bisa diantisipasi ini.

"Dia telah menyalakan kayu bakar di setiap rumah," katanya dalam video yang direkam oleh majalah The Caravan.

Selama empat hari berturut-turut hingga Minggu (25/4/2021) kemarin, India terus mengalami rekor harian penambahan kasus.

Terdapat 349.691 kasus baru di India pada Minggu (25/4/2021) dengan total kasus mencapai lebih dari 17 juta.

Selain itu, Kementerian Kesehatan India juga melaporkan 2.767 kematian dengan total 192.311 kasus.

Kendati demikian, warga percaya jumlah korban meninggal dunia lebih banyak dari yang dilaporkan.

Baca juga: India Perangi Lonjakan Covid-19 yang Parah, AS Janji akan Kirim Lebih Banyak Dukungan

Sebab, pemerintah tidak memasukkan pasien suspek Covid-19 dan pasien yang meninggal karena penyakit penyerta.

Adapun, rekor tersebut tidak lepas dari munculnya strain baru Covid-19 yang lebih mudah menular dan berbahaya.

Rekor tersebut juga langsung merusak klaim pemerintah yang menganggap berhasil menangani Covid-19 pada Januari lalu.

Kini, krisis paling dalam akibat 'tsunami' Covid-19 ini terjadi di kuburan dan beberapa krematorium India yang kewalahan.

Di pusat kota Bhopal, beberapa krematorium telah meningkatkan kapasitasnya dari puluhan tumpukan kayu menjadi lebih dari 50.

Namun, pasien yang akan dikremasi masih diharuskan antre selama berjam-jam.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved