Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

JEC Eye Hospitals and Clinics

Begini Cara Sehat Penderita Diabetes Berpuasa Ramadan

JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menggelar JEC Eye Talks, sesi diskusi yang melibatkan dokter ahli JEC dan para media di Indonesia.

Editor: abduh imanulhaq
IST
JEC Eye Hospitals and Clinics 

TRIBUNJATENG,COM, SEMARANG - Pada saat menjalani ibadah puasa di bulan suci ramadan, penderita diabetes perlu berhati-hati.

Pasalnya, penderita diabetes bisa mengalami retinopati diabetik, yakni komplikasi yang berpotensi menyebabkan kebutaan.

Menurut WHO, retinopati diabetik menjadi momok penyakit dalam urutan lima besar yang menyebabkan gangguan pengelihatan.

Terkait kondisi tersebut, eye care leader, JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menggelar JEC Eye Talks, sesi diskusi yang melibatkan dokter ahli JEC dan para media di Indonesia.

Kali ini membahas "Pengaruh Puasa Ramadan pada Kesehatan Mata dan Pengidap Diabetes".

Dokter Martin Hertanto, SpM, Medical Retina, Vitreo-Retina, and Cataract Specialist, JEC Eye Hospitals and Clinics, mengatakan secara umum puasa tidak memberikan pengaruh signifikan pada organ mata manusia.

Namun berbeda bagi penderita diabetes yang perlu tetap waspada terhadap gangguan mata akibat komplikasinya.

"Apabila tidak terdeteksi sejak dini, retinopati diabetik bisa menyebabkan pendarahan dan robekan pada retina sehingga menimbulkan gangguan pandangan, seperti berbayang atau munculnya bercak hitam, bahkan sampai kebutaan. Karenanya, sangat penting bagi pengidap diabetes untuk tetap mampu menjaga kadar gulanya selama berpuasa, dan melakukan pemeriksaan retina secara berkala: minimal setahun sekali, tergantung derajat keparahan penyakit,” paparnya.

Ia melanjutkan, retinopati diabetik adalah salah satu penyebab kebutaan terbanyak di kalangan usia produktif.

Penyakit ini terjadi akibat tingginya kadar gula dalam tubuh yang tidak terkontrol secara berkepanjangan sehingga merusak pembuluh darah pada retina dan jaringan-jaringan yang sensitif terhadap cahaya.

"Penyakit ini terbagi menjadi dua tipe: 1) nonproliferative diabetic retinopathy (NPDR) - tahapan awal, terjadi sedikit kebocoran pada pembuluh darah; 2) proliferative diabetic retinopathy (PDR) - tahapan lebih lanjut, mulai tumbuh pembuluh darah baru di retina (neovaskularisasi) yang mudah pecah dan mengalami pendarahan," ujarnya.

Pada tahun2015, Indonesia menempati peringkat ketujuh dunia untuk prevalensi penderita diabetes tertinggi di dunia, dengan estimasi mencapai 10 juta orang.

Bahkan, diabetes (dengan komplikasi) menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia (setelah stroke dan penyakit jantung koroner).

"Persentase kematian akibat diabetes di Indonesia merupakan yang tertinggi kedua di dunia, setelah Srilanka. Yang membuat penyakit ini makin mengkhawatirkan, hampir dua per tiga penderita diabetes tidak menyadari bahwa mereka mengidapnya," terang dr. Martin Hertanto, SpM.

Artinya, kalangan ini sangat mungkin baru mengakses layanan kesehatan dalam kondisi terlambat (sudah dengan komplikasi).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved