HARI RAYA IDULFITRI
Baru Terjadi Kali Ini, Durasi Rangkaian Salat dan Khutbah Idulfitri di MAJT Dipersingkat
Pengurus Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) membatasi durasi rangkaian salat dan khutbah Id maksimal 20 menit.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: moh anhar
"Harapan saya di momen bahagia ini, semoga Covid-19 segera berakhir," harapnya.
Gerakan Cinta Zakat
Pelaksanaan salat Idulfitri di Masjid Agung Jawa Tengah diimami oleh KH Ulil Absor Al Khafidz dan selaku khatib Prof Dr KH Noor Achmad MA.
Baca juga: Video Sholat Idul Fitri di Masjid Al Mutharam Kajen Kab Pekalongan
Baca juga: Wajib Pakai Masker hingga Cek Suhu Jadi Syarat Bisa Ikuti Salat Idul Fitri di Masjid Agung Tegal
Baca juga: H-1 Terminal Pekalongan Terpantau Sepi, Antisipasi Pemudik Tetap Dilakukan
Dalam khotbahnya KH Noor Achmad mengambil tema Idulfitri dan Gerakan Cinta Zakat.
KH Noor mengatakan, Idulfitri adalah momentum penting untuk dijadikan sebagai loncatan kehidupan ke depan. Artinya, Idulfitri dimaknai sebagai sebuah doa yang artinya berharap menjadi orang yang kembali kepada fitrah dan menang.
"Kembali fitrah karena memang puasa yang kita lakukan akan menjadikan kita diampuni semua dosa sehingga kembali bersih," terangnya.
Selain itu, KH Noor juga menyampaikan, Idulfitri bisa juga diartikan sebagai hari kemenangan karena bisa memenangkan pertarungan dengan hawa nafsu.
Ia juga mengingatkan kepada saudara-saudara muslim agar senantiasa menunaikan kewajiban dalam berzakat, baik salam bentuk zakat fitrah maupun zakat mal. Menurutnya, zakat menjadi penting sebagai ekosistem dalam kehidupan ummat manusia. Yaitu sebuah sistem sosio-transendental, agamis, dan humanis dalam pengelolaan zakat.
"Dalam konteks ini, kami memaknai bahwa pada hakikatnya harta yang dimiliki oleh golongan kaya merupakan kepunyaan Allah SWT yang dititipkan kepada mereka. Tujuannya untuk diberikan sebagiannya kepada penerima zakat yang membutuhkan," terang KH Noor.
Ia pun menutup pesannya pada khutbah ke dua dengan berdoa kepada Allah SWT agar membersihkan hati setiap hambanya yang berserah diri kepada-Nya supaya terhindar dari rayuan materi dunia. (*)