Fahri 4 Hari Tak Pulang Rumah, Ngambek Hp Disita Bapak: Namanya Orangtua Pastinya Khawatir
Fahri Abas sudah kembali ke rumah setelah dijemput oleh kedua orangtuanya, pada Senin (17/5/2021).
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Daniel Ari Purnomo
Penulis: Desta Leila Kartika
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Sempat dikabarkan menghilang dari rumah sejak Kamis (13/5/2021) tepatnya saat takbiran, Fahri Abas sudah kembali ke rumah setelah dijemput oleh kedua orangtuanya, pada Senin (17/5/2021).
Informasi hilangnya remaja asal Desa Kajenengan Kerajan, RT 06 RW 02, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal ini, pertama kali diposting oleh akun Facebook bernama Update Pemalang Selatan, dan kemudian di repost atau dibagikan ulang oleh akun Facebook Sisi Lain Kabupaten Tegal (SLKT).
Dalam postingan tersebut, dijelaskan secara singkat mengenai kronologi saat Fahri meninggalkan rumah sampai menyebutkan ciri-ciri remaja 16 tahun ini.
Adapun saat meninggalkan rumah Fahri memakai kaos warna hitam dan sarung abu-abu corak kotak. Ciri-cirinya ada tanda lahir (tompel) di bawah dagu, kulit sawo matang, dan tinggi badan 165 cm.
Tribunjateng.com mencoba menghubungi orangtua Fahri, karena kebetulan di postingan tersebut juga mencantumkan kontak keluarga yang bisa dihubungi.
Saat berhasil dihubungi, Ibu dari Fahri, Nurjanah, mengatakan bahwa sang anak sudah pulang ke rumah dan dalam kondisi baik-baik saja.
Diceritakan, pada malam lebaran Rabu (12/5/2021) Fahri diminta sang ayah untuk takbiran di masjid dekat rumah. Tapi ternyata ia diajak oleh teman-temannya untuk bakar-bakaran ayam.
Karena sang ayah marah, akhirnya handphone milik Fahri diambil (disita) dan hal inilah yang diduga membuat Fahri marah (ngambek) akhirnya pergi dari rumah.
Pihak keluarga baru mengetahui kalau Fahri meninggalkan rumah dan tidak kembali pada Kamis (13/5/2021) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
"Ya namanya orangtua pasti merasa khawatir karena sudah empat hari anak tidak pulang ke rumah dan tidak tahu kemana. Tapi ya alhamdulillah ternyata perginya ke rumah temannya di daerah Randu Dongkal Pemalang, meskipun dekat namanya dia tidak pamit kami tetap khawatir," ungkap Nur, saat dihubungi.
Ditanya saat proses penjemputan bagaimana, Nur menjelaskan sang anak menelfon ke saudaranya memberikan kabar bahwa ia baik-baik saja dan saat ini sedang berada di rumah temannya di daerah Randu Dongkal.
Setelah mendapat informasi keberadaan anaknya, Nur bersama sang suami langsung menuju lokasi untuk menjemput.
Saat sudah sampai di lokasi, Fahri awalnya tidak mengetahui atau menyangka bahwa orangtuanya yang menjemput.
Karena yang menjemput pertama kali adalah orang lain yang dikira Fahri adalah anggota polisi dengan menggunakan sepeda kotor.