Penanganan Corona
Rumah Sakit di Kudus Hampir Penuh, RS Darurat Lapangan Dibutuhkan?
Keterisian tempat tidur atau okupansi (Bed Occupancy Rate/BOR) rumah sakit di Kudus sudah sangat tinggi, mendekati 100 persen
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kasus Covid-19 di Kudus mengalami kenaikan signifikan dibandingkan beberapa waktu yang lalu.
Akibatnya, rumah sakit kewalahan menampung pasien corona.
Keterisian tempat tidur atau okupansi (Bed Occupancy Rate/BOR) rumah sakit di Kudus sudah sangat tinggi, mendekati 100 persen.
Sehingga, penambahan tempat tidur baik ICU maupun isolasi mendesak dilakukan.
Upaya terus dilakukan pemerintah untuk menambah tempat tidur isolasi di rumah sakit.
Dengan tingginya tingkat keterisian tempat tidur isolasi di rumah sakit, apakah rumah sakit darurat lapangan sudah dibutuhkan?
Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Ganip Warsito saat di Semarang menuturkan, pihaknya sudah menyiapkan tenda isolasi rumah sakit darurat.
"Tenda isolasi kami siapkan. Sedang dilakukan assesment," kata Ganip, Rabu (2/6/2021).
Nantinya, keputusan apakah akan membangun rumah sakit darurat lapangan atau tidak, tergantung hasil assesment.
Namun demikian, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di depan Ganip memaparkan belum dibutuhkan tenda isolasi rumah sakit lapangan.
"Paparan Pak Gub (Gubernur Ganjar Pranowo) tidak perlu menambah rumah sakit darurat atau lapangan. Laporannya tadi (untuk isolasi) dibantu daerah lain masih mencukupi," jelas perwira tinggi TNI berpangkat bintang tiga ini.
Sementara, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta Bupati Kudus berupaya dalam rangka penambahan tempat tidur baik ICU maupun isolasi di rumah sakit.
"Yang jelas persoalan yang harus diselesaikan di sana itu menambah tempat tidur," kata Ganjar.
Ganjar menuturkan perlengkapan rumah sakit darurat lapangan sudah disiapkan, namun keputusan dibangun atau tidak berdasarkan hasil asesmen.
"Kalau harus membuat rumah sakit darurat, kita sudah siap. TNI/Polri sudah siap," ujarnya.