Penanganan Corona
Rumah Sakit di Kudus Hampir Penuh, RS Darurat Lapangan Dibutuhkan?
Keterisian tempat tidur atau okupansi (Bed Occupancy Rate/BOR) rumah sakit di Kudus sudah sangat tinggi, mendekati 100 persen
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
Saat ini, untuk keperluan tempat tidur isolasi, pemerintah masih menerapkan pola gotong royong. Dimana, rumah sakit di daerah sekitar Kudus serta Kota Semarang, siap menampung pasien covid dari Kudus.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo. Rumah sakit darurat lapangan saat ini belum dibutuhkan.
Untuk membangun rumah sakit darurat dibutuhkan desain khusus, alat-alat ventilator, hepa filter, ruangan terpisah dengan yang lain atau bersekat.
Tempat isolasi untuk pasien covid tersebut dibangun jika dalam satu daerah kesulitan akses untuk mencapai fasilitas kesehatan.
"Rumah sakit darurat itu diperlukan dalam kondisi terpaksa. Artinya tidak ada alternatif lain. Ini di Kudus, antardaerah mudah aksesnya. Kecuali ada daerah yang aksesnya sulit, contohnya di Karimunjawa, itu dibutuhkan," jelasnya.
Untuk mengambil tindakan cepat, pola gotong royong kerja sama antardaerah dibutuhkan.
Sejumlah rumah sakit di Kota Semarang siap membantu untuk menampung pasien covid dari Kudus.
Yulianto menuturkan di sejumlah rumah sakit yang terletak di Kota Semarang misalkan RSUD Wongsonegoro, RSUD Tugurejo, dan RSUP Kariadi, akhir-akhir ini merawat pasien covid dari Kudus.
"Untuk menyelamatkan, kami ambil kebijakan cepat, kami ambil dan alihkan pasien ke daerah lain. Begitu tidak tertampung (di Kudus) kita tarik, itu bisa kita lakukan segera, karena Semarang tingkat hunian (tempat tidur isolasi) rendah. Jadi ini kerjasama antardaerah saat ini," tuturnya.
Ia mengatakan satu daerah jangan takut atau khawatir jika menampung pasien covid di Kudus nantinya data tingkat keterisian tempat tidur isolasi jadi meningkat.
"Saya sudah menyurati kepala dinas kesehatan se-Jateng agar membantu kabupaten/kota yang jumlah covid-nya itu tinggi. Tidak usah takut atau malu karena hunian jadi tinggi, toh itu menolong daerah lain," imbuhnya. (mam)