Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita TKI

Kasus Covid-19 Negeri Jiran Melonjak, Puluhan Ribu TKI Pulang Kampung, Ini TIndakan Pemerintah

Glombang kepulangan puluhan ribu tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Negeri Jiran ke berbagai daerah masih terus berlanjut hingga kini

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Di tengah lonjakan kasus covid-19 di Malaysia dalam beberapa waktu terakhir, gelombang kepulangan puluhan ribu tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Negeri Jiran ke berbagai daerah masih terus berlanjut hingga kini.

Jumlah TKI yang kembali dari Negeri Jiran dalam 4 bulan terakhir sudah mencapai 41.000 orang, menurut data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia.

Para TKI itu kembali ke Indonesia dalam program rekalibrasi pulang (PRP). Program itu digulirkan pemerintah Malaysia untuk pekerja migran tak berdokumen resmi sejak akhir Januari.

Mayoritas TKI itu pulang melalui sejumlah kota besar seperti Surabaya, Jakarta, dan Medan.

Namun, pegiat buruh migran di Malaysia mengatakan, sebelum Mei 2021, banyak TKI memilih pulang ke Indonesia lewat Surabaya, karena tidak diwajibkan menjalani karantina covid-19.

Otoritas Pemprov Jatim mengaku mulai mengisolasi TKI yang datang sejak akhir April lalu. Dari sekitar 12.000 pekerja migran yang datang dan sudah dikarantina, sebanyak 149 orang positif covid-19, dengan dua di antaranya membawa varian baru virus corona.

Khairuddin, staf Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM), pegiat buruh migran di Malaysia, menyebut, banyak TKI memilih pulang lewat Surabaya.

Alasannya, ketentuan soal karantina covid-19 di kota itu sempat longgar. "Dari Februari sampai April, pekerja migran paling senang pulang melalui Surabaya karena tidak ada keharusan karantina," ujar Khairuddin.

Di PCIM Malaysia, Khairuddin berstatus anggota Divisi Majelis Pelayanan Sosial dan Kesejahteraan Umat. Ia ditugaskan lembaganya mendampingi para TKI yang ikut program rekalibrasi.

"Orang Lampung yang saya dampingi pun lebih memilih turun di Surabaya. Kalau tujuannya Lampung kan lebih dekat jika turun di Jakarta, tapi dia pilih Surabaya karena tidak karantina.

Tapi setelah Mei, para TKI yang tiba di Surabaya diharuskan karantina," ucapnya.

Menurut dia, banyak TKI menghindari kewajiban isolasi karena tak memahami esensi mitigasi penularan covid-19. Meski demmikian, Khairuddin menyebut, para TKI yang kepulangannya dia urus tidak ada yang terpapar virus corona.

"PMI (Pekerja Migran Indonesia) kan kurang berpendidikan, mungkin mereka takut karantina, menginap di tempat isolasi selama 5 hari.

Kalau langsung ketemu keluarga kan enak. Tapi banyak PMI yang telepon saya, setelah sampai ke kampung, mereka dalam keadaan sehat," ucapnya.

Makhyan Jibril al Farabi, Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim, menyatakan, Pemprov Jatim mulai menerapkan kewajiban karantina bagi TKI sejak 27 April lalu. Upaya mitigasi itupun berhasil menemukan TKI yang terjangkit covid-19.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved