Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PPKM Darurat

Penurunan Mobilitas Warga Kota Semarang Masih Tertinggi di Jawa-Bali Saat PPKM Darurat

Mobilitas warga Kota Semarang selama pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat menduduki posisi tertinggi di wilayah Jawa-Bali.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m nur huda
TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN 
Kondisi Jalan Pandanaran Kota Semarang pada Senin (5/7/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penurunan mobilitas warga Kota Semarang selama pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat menduduki posisi tertinggi di Jawa Tengah.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, penurunan mobilitas warga yang berkegiatan di luar rumah di Semarang tergolong tinggi.

Pekan pertama PPKM, penurunan mobilitas warga Kota Semarang mencapai 19 persen. Artinya, warga mulai patuh untuk menahan diri di rumah saja.

Pemerintah Kota Semarang juga telah menetapkan kebijakan work from home (WFH).

"Dua hari yang lalu, Pak Luhut (Menko Marves) sudah menyampaikan mobilitas seseorang di tingkat Jawa-Bali. Tertinggi (penurunannya) di Kota Semarang 19 persen," terang Hakam, Kamis (8/7/2021).

Jika dapat menurunkan mobilitas, sambung Hakam, kasus Covid-19 pasti akan menurun.

Menurutnya, PPKM Darurat yang diberlakukan sejak 3 Juli lalu belum terlihat ada penurunan kasus Covid-19 di Kota Semarang.

Dia memperkirakan, setelah 10 Juni ke atas nanti dimungkinkan angka penurunan kasus Covid-19 di Kota Semarang bisa terlihat signifikan.

Dia berharap, ada penurunan mobilitas selama PPKM sebesar 50 persen agar dapat menekan penyebaran kasus Covid-19 di ibu kota Jawa Tengah ini.

"Targetnya sih bisa lebih dari 50 persen (penurunannya), tapi seperti yang disampaikan pak Luhut kemarin, hari ini bisa turun jadi 30 persen. Mereka kan memantaunya pakai satelit langsung ngitungnya," jelas Hakam.

Selama PPKM darurat, Pemkot Semarang memberlakukan sejumlah kebijakan untuk menekan penyebaran Covid-19 antara lain work from home (WFH), pembatasan kegiatan usaha, dan penutupan sejumlah ruas jalan.

Senada, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menambahkan, evaluasi dari pusat penurunan mobilitas di Semarang mencapai 19 persen.

"Itu jumlah tertinggi dalam penurunan Se-Jateng. Pak luhut menyampaikan target 30 persen. Ada separo lebih yang harus kita lakukan," papar Hendi, sapaannya.

Menurutnya, Polrestabes Semarang juga sudah merencanakan penutupan ruas jalan kembali.

Di sisi lain, Satgas Covid-19 Kota Semarang akan terus menyisir nonesensial yang saat ini masih banyak yang beroperasi. (eyf) 

 
 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved